Dia mulai sering diminta menyediakan kuliner dalam acara resmi KKSS di Kota Bogor.
Daeng Tona berhenti jadi preman dan pengawal pribadi. Dia menemukan masa depannya di warung coto. Dia mulai merekrut karyawan.
Bahkan ketika dia jadi pemilik warung, dia sendiri yang meracik bumbu, memotong daging, dan melayani pelanggannya. Dia membangun kedekatan melalui obrolan-obrolan khas Makassar.
Pernah ke warungnya, begitu cerita Yusran, dan dilayani anak buahnya yang asli Bogor. Saat coto dihidangkan, kok rasanya aneh? Sejak saat itu Yusran selalu minta agar Daeng Tona yang mengolah hidangan.
Rupanya banyak yang punya pengalaman seperti Yusran. Makanya, Daeng Tona selalu turun tangan untuk meracik bumbu dan melayani pelanggan.
Daeng Tona memang punya sentuhan yang berbeda. Dalam sentuhan jemarinya, dia bisa mengenali rasa, rahasia, dan kode-kode DNA ternikmat dari setiap kuliner. Makanya, apa pun yang dia sentuh, selalu terasa nikmat. Dia seorang maestro kuliner.
Baca Juga: Mampir di Markobar Cikini Jakarta Pusat, Usaha Kuliner Putra Bungsu Presiden Jokowi, Sang Pisang!
Saking populernya namanya, ada satu warung coto di Jalan Ahmad Yani Bogor yang menamai warungnya Daeng Tona.
Artikel Rekomendasi