BERBAGI CERITA: Orang Bekasi Liburan ke Jakarta

- 5 Maret 2022, 09:15 WIB
Naik kaerel di hari libur, keretanya  sepi, santai  bedua ditemani isteri/abu bagus
Naik kaerel di hari libur, keretanya sepi, santai bedua ditemani isteri/abu bagus /abubagus/

Ada aturannya pak. Selain bermasker, jaga jarak, di KRL juga tak boleh ngomong. Jangankan sama bini orang, sama bini sendiri juga gak boleh. Kan maen dah.

Makin sempit kebebasan orang. Kalau selama ini ada larangan bicara, pembungkaman atau tutup mulut, semata-mata karena substansi omongannya.

Bicara politik, bicara kritik terhadap penguasa dan sebagainya. Dilarang. Itu pun kalau bicaranya kepada media, atau di mimbar umum. Maka itu dilarang. Wajar.

Lah ini saya di KRL, cuma sama bini, yang lain gak ada yang saya kenal. Terus saya ngomong ala kadarnya tentang harga minyak, tentang harga bawang, cabe, telor dll. Mumpung lagi bedua.

Tentang serangan ke Ukraina. Yang saya omongin BBM pasti akan naik. Kalau BBM naik semuanya ikut berontak, termasuk bayem, kangkung, katuk, putren.

Tentang cucu saya yang lagi panas … ah semuanya saya omongin sambil sesekali ketawa-ketawa kecil. Suasana ini kan jarang terjadi kalau di rumah. Ini mumpung lagi bedua.

Aturan pandemi membuat banyak orang hanya senyam-senyum dengan gadgetnya di KRL. Nah yang kaga pegang gadget, pasti mlongo, kalau bahasa kampong saya plagag-plegeg. Alias jadi bego dadakan.

Di Jatinegara saya tidak turun. Biasanya di sini ada Roti Mariyam kesukaan. Tapi dalam kecepatan KRL saya pastikan booth roti mariyam sudah tidak ada.

--Baca Juga: Nama Petak Sembilan Konon Berawal dari Keberadaan Warung Kopi di Gang Pancoran

Karena bangunan stasiun Jatinegara sudah berubah. Tidak ada lagi booth pedagang lokal yang jualan makanan lokal.

Halaman:

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x