POSJAKUT --Bang Pi’i pada setiap musim haji, selalu bernostalgia atas peristiwa yang pernah dialaminya.
Kemarin dulu ia ikut mengantar Jemaah dari kampungnya menuju ke Pondok Gede di Jakarta Timur, sekadar ikut mengantar sampai asrama haji.
Ia terkenang bagaimana nikmatnya di antar oleh segerombolan manusia yang mengantar ke asrama haji. Begitu tiba di Pondok Gede, perasaan seakan-akan sudah berada di luar negeri.
Betapa tidak? Karena di sana dia sudah di karantina, tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali mengikuti petunjuk dari petugas-petugas PHI.
Ketika naik pesawan Bang Pii hatinya berdebar debar, takut pesawat itu jatuh, seperi peristiwa Srilanka di mana ratusan jamaah tewas.
Baca Juga: RENUNGAN: Teguran Seorang Wanita kepada Umar
Tetapi begitu diumumkan pramugari bahwa pesawatnya sudah mendekat pelabuhan Jeddah, baru hati Bang Pii lega.
“Alhamdulillah…sampe kita,” kata Bang Pii.
“Diman kita ini bang,” tanya Boing pada Bang Pii.
“Kita bersyukur sudah sampai di Jeddah, bentar lagi kita sudah mendarat terus dibawa ke Madinah.
“Kenapa ke Madinah Bang,” tanya Boing.
Artikel Rekomendasi