"Atau mungkin masyarakat sosial di tempat pendidikan itu. Masa sih cuek-cuek saja?" tambah dia.
Monica mengatakan jika membaca dari beberapa artikel mengenai kasus, ada warga yang sering melihat santriwati menangis atau mengeluh.
"Harusnya mereka bisa sebagai capable guardian untuk mencegah," pungkasnya.
Baca Juga: Bertekad Lindungi 4 Kelompok Rentan, DKI Akhiri Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Perempuan dan Anak
Sementara itu, Psikolog Elly Risman menyatakan terdakwa pemerkosaan tersebut tidak bertindak sendiri, dan menyebutnya sebagai kejahatan terencana.
"Nggak mungkin dia sendiri, saya berpikir mereka memiliki kelompok. Ini adalah kejahatan seksual terencana dan berkelompok, tidak bukan satu orang," katanya.
Elly Risman menilai ada perencanaan, tindakan, dan pemeliharaan, penekanan pada orang tua korban, serta korban yang masih di bawah umur ditekan, sampai bayi mereka 'dijual'.
"Masa iya nggak kelihatan? Boleh nggak sekarang ini saya mengimbau setiap kita menghadapi sebuah kasus kejahatan seperti ini mari kita melihat secara utuh dan menemukan sebenarnya ini masalah apa," ucapnya.
Selain itu, mengingat kejahatannya yang tak hanya memperkosa anak di bawah umur, predator seks itu juga mengeksploitasi anak-anak yang dilahirkan korban.
"Jadi kalau sebegitu majemuknya kejahatan yang dia lakukan, dia nggak mungkin sendiri kan?" tuturnya.***Aliyah bajrie
Artikel Rekomendasi