Warek Universitas Paramadina Handi Risza, Merespon Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2022 Presiden Jokowi

- 16 Agustus 2022, 19:50 WIB
Warek Universitas Paramadina Handi Risza, Merespon Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2022 Presiden Jokowi
Warek Universitas Paramadina Handi Risza, Merespon Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2022 Presiden Jokowi /Nur Aliem Halvaima /Foto : Humas Universitas Paramadina/ POSJAKUT/

POSJAKUT - Handi Risza, Wakil Rektor Universitas Paramadina Jakarta, mengatakan perekonomian Indonesia memiliki tantangan yang tidak ringan dalam menghadapi kondisi ketidakpastian global yang masih tinggi pada tahun 2023.

"Indonesia masih memiliki sejumlah persoalan mendasar yang mesti diselesaikan terlebih dahulu. Selain itu, Pemerintah perlu membuat skala prioritas terhadap proyek pembangunan yang berskala besar," kata Handi Risza dalam keterangan tertulis kepada POSJAKUT di Jakarta.

Pernyataan Wakil Rektor Universitas Paramadina tersebut, disampaikan dalam merespon Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2022 yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam sidang bersama DPR dan DPR, di Jakarta 16 Agustus 2022.

Lebih lanjut, Handi menyampaikan bahwa, tema kebijakan fiskal yang diusung oleh Pemerintah pada tahun 2023 adalah “Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”, memiliki tantangan yang tidak ringan.

Hal ini katanya, mengingat kita masih menghadapi tingginya ketidakpastian ekonomi global. “Kita masih memiliki masalah struktural yang seringkali menghambat jalannya pembangunan".

Baca Juga: Universitas Paramadina Gelar Program Pelatihan Ekonomi Pasar Sosial di Mandalika Lombok NTB

Di antaranya: kualitas sumber daya manusia yang rendah; infrastruktur yang belum memadai; kurangnya produktivitas dan daya saing; birokrasi, institusi dan regulasi yang tidak efisien; serta belum bebas dari praktik moral hazard khususnya korupsi, jelas Handi.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut menerangkan, target pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan sebesar 5,3%, akan sangat sulit untuk dicapai.

“Perlu diingat kondisi bahwa pertumbuhan ekonomi hingga Triwulan II-2022 lebih banyak ditopang oleh terjadinya windfall akibat tingginya harga komoditas pangan dan energi di pasar Internasional. Diperkirakan Windfall tersebut akan segera berakhir pada tahun 2023”

Halaman:

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x