Status Gunung Semeru Belum Dicabut, Puluhan Ribu Warga Masing Mengungsi

20 Desember 2021, 23:00 WIB
Erupsi Gunung Semeru, Senin 20 Desember 2021. /MAGMA PVMBG

POSJAKUT – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang hingga saat ini masih terus terjadi. Karenanya, status 'siaga' atau level III yang diberlakukan sejak 16 Desember 2021 belum dicabut.

Pos Pengamatan Gunung api memantau adanya satu kali awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur 3.000 meter arah Besuk Kobokan dan satu kali APG dengan jarak luncur 200 meter arah Curah Kobokan.

"Data posko pada Senin, 20 Desember 2021, pukul 18.00 tercatat 10.400 warga mengungsi di 406 titik pengungsian. Sebagian besar mengungsi di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur," jelas Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima pada Senin, 20 Desember 2021.

 Baca Juga: Trauma Tsunami 1992 yang Menewaskan 2.500 Orang, 16.593 Warga Selayar Masih Mengungsi Pasca Gempa Flores M 7.4

Titik pengungsian masih terpusat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Candipuro 21 titik dengan 4.645 jiwa, Pasirian 17 titik 1.732 jiwa dan Pronojiwo 4 titik 1.077 jiwa.

Posko Penanganan Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru terus memutakhirkan data warga mengungsi. Selain terpusat di tiga kecamatan, juga berada Kabupaten Lumajang, seperti Sumbersuko, Pasrujambe, dan Lumajang.

"Titik pengungsian di luar Kabupaten Lumajang teridentifikasi di Kabupaten Malang 9 titik dengan total 341 jiwa, Blitar 1 titik 20 jiwa, Probolinggo 1 titik 11 jiwa dan Jember 3 titik 13 jiwa," katanya.

 Baca Juga: Sudah 12 Orang Meninggal Dalam Sepekan, Puluhan Ribu Terpapar Omicron. Inggris Bersiap Batasi Aktivitas Warga

Memasuki minggu ketiga, Posko masih memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar para warga di titik-titik pengungsian, di antaranya makanan, kesehatan dan pendidikan.

Hingga hari ini, katanya, posko melakukan pembersihan area relokasi yang berada di Desa Sumber Mujur itu sudah mencapai 17 persen. Nantinya, lahan tersebut akan digunakan sebagai lokasi relokasi.

Data sementara, total rumah rusak akibat awan panas guguran mencapai 1.027. Dari jumlah itu, 505 rumah rusak berat berada di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Sedangkan di Desa Supituriang, Kecamatan Pronojiwo, 437 rumah rusak berat dan 85 rusak ringan.

 Baca Juga: Omicron: Tenaga Kesehatan Inggris Kewalahan, Kasus Virus Korona Melonjak 50 Persen dalam Seminggu

 

Rekomendasi PVMBG

 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan rekomendasi, Pertama,  tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak pusat erupsi.

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

 Baca Juga: Tim IJSO Indonesia Sabet Enam Medali di Kejuruaan Olimiade Sains di Dubai

Kedua, tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Tiga, masyarakat diminta waspadai potensi (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk.***

Editor: Mulya Achdami

Tags

Terkini

Terpopuler