POSJAKUT – Trauma tsunami yang terjadi pada 12 Desember 1992 sedikitnya menewaskan kurang lebih 2.500 jiwa, saat ini 16.593 warga di Kabupaten Selayar masih mengungsi. Mereka juga masih khawatir dan cemas dengan gempabumi susulan.
Terkait dengan hal itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi pendampingan fase Tanggap Darurat Bencana gempa bumi Flores M 7.4 di Kabupaten Kepuauan Selayar, Sulawesi Selatan itu.
"Kami terus mendukung Pemerintah Provinsi Sulsel dan Pemkab Kepulauan Selayar melakukan percepatan penanganan pasca bencana gempa bumi Flores," jelas Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah dalam keterangan yang diterima POSJAKUT pada Senin, 20 Desember 2021.
Jarwansyah juga menyebut BNPB akan terus mendampingi BPBD Kabupaten Selayar dan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan untuk melakukan asesmen kerusakan permukiman maupun infrastruktur yang ada.
"Kita berharap proses ini bisa untuk segera recovery, jadi masyarakat tidak terlalu lama di pengungsian,” jelas Jarwansyah.
Di samping itu, BNPB juga akan mengirimkan tim khusus untuk pendampingan warga terdampak yang masih mengalami trauma paska gempabumi. Hal itu perlu dilakukan, mengingat hingga saat ini masih ada 16.593 warga yang mengungsi.
Baca Juga: Sepanjang 2021, Total 2.885 Bencana Terjadi, Lebih 8 Juta Warga Menderita dan Mengungsi
“Kita juga akan segera mengirimkan tim untuk trauma healing. Melakukan pendampingan kepada warga terdampak. Harapannya semoga warga segera dapat kembali ke rumahnya masing-masing,” kata Jarwansyah.
Artikel Rekomendasi