Ketua KPK Firli Bahuri: Pemerintah Perlu Dikontrol, Institusi Politik Diincar Orang-orang Korup!

- 11 Maret 2022, 13:08 WIB
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Firli Bahuri
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Firli Bahuri /Nur Aliem Halvaima /foto dok : Prodewa / Posjakut

POSJAKUT - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Firli Bahuri mengingatkan, pemerintah memerlukan kontrol. Kalau tidak, maka setahap demi setahap akan tercipta ketidakadilan dan institusi politik akan diisi oleh orang-orang yang korup.

Demikian Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Firli Bahuri di Simposium Demokrasi yang digelar Pro Democracy Watch (Prodewa) di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis 10 Maret 2022.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, dan juga dihadiri antara lain Menteri Investasi Lahadalia dan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa.

Baca Juga: Ketua KPK Firli Bahuri Bongkar Cara Korupsi Walikota Bekasi dan Bupati Probolinggo, Salah Satunya Bikin Kaget!

Pihak penyelenggara simposium Prodewa yang dipimpin M. Fauzan Irvan ini, adalah wadah berhimpun mantan mantan aktivis organisasi intra kampus. Kegiatan Simposium Demokrasi dihadiri puluhan anggota Prodewa dan diselenggarakan dalam rangka menjalin silaturahmi dan konsolidasi. 

Menurut Firli Bahuri, kontrol terhadap pemerintah, ini sejalan dengan adagium yang dipopulerkan Lord Acton bahwa “power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely.”

“Sebuah negara yang terlalu korup akan menghasilkan taraf kemiskinan dan kesulitan hidup yang intensif, karena di dalamnya tidak ditemukan hukum-hukum maupun institusi-institusi yang memadai untuk mengendalikan hasrat sewenang-wenang untuk berperilaku korup dalam sistem secara merajalela," ujar Firli Bahuri.

Baca Juga: Buka-bukaan Korupsi Walikota Bekasi dan Bupati Probolinggo, Kata Ketua KPK Firli Bahuri: Saya Sampai Kaget!

Firli menambahkan, ruh demokrasi adalah keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas. Dengan demikian seharusnya di era demokrasi sudah tidak ada lagi korupsi.

Halaman:

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini