"Betul. Itu memang tanahnya luas. Mungkin sekitar 1.000 meter pak dengan harga 22 juta permeter," kata Rusman memperkirakan.
Lain lagi cerita Zulkarnain.
"Motere Haji Laddu ke kampongna, gara-gara Pak Toni siagang Rusman malo-maloji tena sengka nganre. Siagang Pak Topan ngintip ji," katanya bercanda dalam bahasa Makassar.
Artinya, Haji Laddu sudah pulang kampung gara-gara Pak Toni dan Rusman hanya lewat-lewat saja tidak mampir makan Coto. Begitu juga Pak Topan hanya mengintip.
Taufan kemudian mencoba meluruskan pernyataan Zulkarnain, sesama pelanggan berat Haji Laddu.
"Saya tau dari Haji Daru karena sama-sama langganan makan Coto di Haji Laddu. Taunya karena diajak makan Coto dan saya minta janjian ketemu di tempat Haji Laddu," kata Taufan.
Sehingga dari Haji Darulah Taufan tahu kalau Haji Laddu, pembuat Coto langgendaris itu sudah pulang kampung, dan tanahnya sudah dijual.
Baca Juga: Si Pitung dari Rawa Belong Jakarta Barat ke Marunda Jakarta Utara, Begini Kisah Perjalanannya!
"Saya baru tau ceritanya sekarang. Coba tau dari dulu, kita bisa colek itu Haji Laddu minta uang dengar aja," canda Rusman.
Artikel Rekomendasi