Pada panen perdana kemarin ternyata melebihi ekspektasi sebelumnya. Hasilnya -alhamdulillah- memuaskan. Dari sisi berat misalnya, mencatat rekor baru dengan berat mencapai 2 kilogram.
Dari sisi kualitas, sisi kemanisan, jangan tanya. "Karena saat diukur, tingkat kemanisan mencapai tingkat Sultan," katanya sambil menyebut alat ukur 'brix' mencapai tingkat 16 persen.
Panen dalam program Infratani Hebitren Solo Raya kali ini juga mencatat rekor hasil dengan lahan 500 meter persegi pada tanam perdana mencapai 1 ton.
Baca Juga: BERKEBUN : Hobi Iseng Jadi Serius, Malah Mendatangkan Duit, Begini Caranya!
Pesantren Kyai Ageng Selo ini juga menjadi pesantren pertama di Jawa Tengah yang melakukan budi daya tanam melon jenis Inthanon.
"Ini pengembangan budi daya melon untuk kemandirian pesantren," kata Kyai Sarwoko yang juga alumni PP Almuayyad, Solo ini.
Maka, kalimat syukur pun tak harus berhenti. Melon santri ini akan memasuki pasar modern di tanah air, atau bahkan bisa ekspor, dengan kualitas dan tentu dengan keberkahan pesantren.
"Pesantren mandiri, untuk negeri. Ayo, siapa mau nyicip?," ajak Haji Chotim, wartawan senior mantan grup media Pos Kota ini. ***
Artikel Rekomendasi