POSJAKUT - Beberapa santri tampak menangis haru. Saat panen Melon Inthanon perdana di Pesantren Kyai Ageng Selo, Klaten, hasilnya melimpah.
Begitu yang disaksikan sendiri oleh Haji Chotim, Rabu 25 Mei 2022. "Hasilnya bahkan diluar perkiraan, baik berat dan kualitas," katanya usai berkunjung ke pesantren tersebut.
Bagaimana tidak. Ketika perjalanan merintis awal, menanam, merawat sampai panen, dibutuhkan perjuangan yang lumayan berat. Lahir batin. Inilah, dari santri untuk negeri.
"Seakan kami berdialog dengan tanaman melon. Kami sampaikan kalimat indah, kami shalawati. Kami sirami. Yah, karena Allah memberi tanaman ini kepada kami, para santri dan negeri ini," kata Kyai Sarwoko, pengasuh PP Kyai Ageng Selo.
Rupaya, perjalanan perjuangan menanam melon sistem Hebitren di Solo Raya ini juga cukup mengasah batin. Para santri dan petugas selalu bershalawat ketika merawat. Selain bekal pengetahuan perawatan yang harus tepat, juga ikhtiar batin selalu dilakukan. "Mujahadahan," katanya.
Budi daya kerjasama dengan pesantren Al-Ittifaq Bandung, dan beberapa mitra lain seperti Bank Indonesia. Keberhasilan juga tak lepas dari peran para operator dan pendamping.
Melon jenis premium ini dikembangkan dengan cara khusus melalui Green House yang sengaja dibangun.
Artikel Rekomendasi