BERKEBUN : Pohon Bunga Teguh Sudarisman Omzet Rp22 Juta, Nanamnya di Pot karena Lahan Tak Punya, Ini Caranya!

13 Februari 2022, 10:15 WIB
Koleksi pohon bunga Teguh Sudarisman dan putrinya yang bantu merawat /Nur Aliem Halvaima/foto kolase Teguh Sudarisman / PosJakut

POSJAKUT - Siapa yang mengira hobi iseng "berkebun" di lahan beton sepetak, ternyata bisa juga menjadi kegiatan yang serius bagi Teguh Sudarisman di masa pandemi.

Teguh Sudarisman di rumahnya di kawasan Cawang Kavling, Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, dia menekuni hobi barunya berkebun dan menghasilkan duit.

"Sebenarnya hobi berkebun diawali ketika mulai ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) awal Maret 2020," kata Teguh Sudarisman kepada POSJAKUT, Sabtu 12 Februari 2022.

Teguh Sudarisman dan keluarganya panik, khawatir tidak bisa ke mana-mana. Tidak bisa beli sayur ke pasar, jadi inisiatif mulai bersih-bersih dak di lantai 2 yang kosong tanpa atap dan terbengkalai itu.

Baca Juga: BERKEBUN : Hobi Iseng Jadi Serius, Malah Mendatangkan Duit, Begini Caranya!

Awalnya dia beli bibit-bibit sayuran di marketplace, seperti bayam, kangkung, cabai, pare, terong, kacang panjang.

Juga beberapa jenis buah seperti melon apel, pepaya Kalifornia, murbei, dan bunga seperti bunga telang, kenanga, melati.

"Yang sempat ngetop itu melon apel yang bentuknya kayak apel tapi rasanya seperti melon. Biji-bijinya kami kirim secara gratis ke teman-teman sosmed baik di dalam maupun luar kota," kata blogger, youtuber, trainer dan traveller ini.

"Jadi so far, buat konsumsi seneng-seneng sendiri aja. Terus tiba-tiba dikirimi bibit cangkok pohon Tin jenis Iraqi sama adik dari Jogja. Kami tanam, terus adik saya kirim lagi beberapa bibit tin dari jenis yang berbeda," kata Teguh.

Baca Juga: Anies Baswedan Puji Pak Harto, Nulis Status di FB: Pendidikan Murah Banget, Negara Diurus Sepenuh Hati!

Akhirnya koleksi tin-nya makin banyak. Ada lebih dari 60 pohon dari sekitar 50 varietas, 11 pohon di antaranya sudah berbuah dan juga dijual cangkokan maupun steknya.

Sementara yang pohon-pohon sayuran, akhirnya diganti dengan pohon bunga, seperti kamboja, nusa indah, kenanga, kemuning, sabrina, zodia, adenium, bunga adam-hawa, soka, sarusuberi, dan lain sebagainya.

Pohon-pohon itu tumbuh subur dan rimbun sehingga di lahan 6 x 6 meter persegi itu punya total lebih dari 100 pohon, termasuk cangkok dan stek yang kecil-kecil.

"Kami nanamnya di pot ya, karena dak rumah kami dari beton, nggak ada tanah. Media tanam, pupuk kandang, sekam bakar, kami beli dari Tokopedia," kata penulis perjalanan yang banyak dimuat di majalah pariwisata.

Baca Juga: Rame-rame Tanam Anggur, Kebunnya di Munjul, Semper Timur dan Kantor Sudin LH Jakarta Utara

Selain itu, yang stek dan cangkok pohon tin, akhirnya dijual ke teman-temannya di Facebook (FB). Yang stek/cangkok di polibag kecil dijual seharga Rp50 ribu, polibag besar Rp100 ribu, di pot Rp250 ribu.

"So far bisnis dari jualan cangkok ini baru dapat omset sejutaan sih," kata Teguh Sudarisman, sambil tertawa. Dia sudah bisa menikmati hasilnya dari berkebun.

Teguh Sudarisman juga mengungkapkan, dia tidak menyangka malah yang dari pohon-pohon bunga malah laku keras. Total bisa menjual 27 pot dengan omset sekitar Rp22 juta.

"Kalo yang stek-stek bunga kecilnya, kami gratiskan sebagai bonus untuk pembelian cangkok tin," kata Teguh, membongkar triknya dalam memasarkan pohon bunganya.

Baca Juga: Korupsi Walikota Bekasi Nonaktif Rahmat Effendi, KPK Sudah Periksa Lebih dari 26 Pejabat Pemkot dan Pengusaha

Sekarang ini, yang pot-pot bunga cuma menyisakan pohon yang memang kami keep buat kami sendiri saja, seperti sarusuberi, angelonia, dan kenanga.

"Habis ini kami mau fokus jualan cangkok dan stek tin, serta jualan buah segarnya juga," kata Teguh, yang ketika belum pandemi, sering diminta jadi trainer di sejumah pelatihan video YouTube.***

 

 

Editor: Nur Aliem Halvaima

Tags

Terkini

Terpopuler