Sutradara 'Bunga Semerah Darah', Iwan Burnani Toni: 'Banyak Ketidakadilan Dialami Orang-orang Miskin'

4 November 2022, 12:27 WIB
Sutradara Film 'Bunga Semerah Darah' (BSD) Iwan Burnani Toni (kanan) saat syuting bersama Maudy Kusnaedi dan Tio Pakusadewo /Nur Aliem Halvaima /Foto : dok Ronny Mepet/Posjakut

POSJAKUT - Penayangan perdana Film Teater "Bunga Semerah Darah" (BSD) yang disutradarai Iwan Burnani Toni, diputar mengenang WS Rendra di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Jumat 11 November 2022.

“Naskah ini aku adaptasi ke skenario film. Dikorelasikan dengan kondisi sekarang. Benar-benar hasil pengamatanku ketika covid-19 melanda Indonesia," terang Iwan menyoal cerita film "Bunga Semerah Darah".

Banyak ketidakadilan dialami orang-orang miskin. Mereka tidak dapat bantuan hanya karena tidak jelas KTP-nya. Berobat ke Puskesmas ditolak. Anak dikriminalisasi mati tanpa pengadilan.

 Baca Juga: Mengenang WS Rendra, Seniman Diajari Mas Willy Tak Boleh Menyerah Menghadapi Apa Saja

Iwan Burnani mengaku bersyukur kepada Tuhan, karena di usianya yang hampir 72 tahun setiap tahun tetap bisa berkarya. Tetap mengolah daya hidup dan daya cipta. Daulat seni dan tetap setia menghidupi seni.

“Karya Rendra benar-benar aku adaptasi total dengan keadaan sekarang," ungkap Dewan Pembina Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan ini.

Baca Juga: Mengenang WS Rendra dan Bengkel Teater, Digelar Baca Puisi, Pemutaran Film 'Bunga Semerah Darah' di TIM

Oleh karena itu, karya ini Iwan mengaku mendedikasikan terutama untuk Rendra sebagai guru, bapak, sahabat dan sejaligus musuh.

"Tanpa dia (WS Rendra) aku enggak akan jadi seperti sekarang," kata Iwan lagi, seperti dikutip seniman Eddie Karsito kepada POSJAKUT, Jumat 4 November 2022.

Baca Juga: Mengenang WS Rendra dan Bengkel Teater, Digelar Baca Puisi, Pemutaran Film 'Bunga Semerah Darah' di TIM

Kenapa Iwan menyebut Rendra musuhnya? Sebab keduanya sering berdebat. Tak jarang menjadi pertengkaran dan saling mengkritik.

“Aku pernah mengkritik dia dalam pementasan Hamlet tahun 1993," kenangnya.

Waktu itu perdebatan menjadi pertengkaran hebat. Aku pergi dari Bengkel Teater. Selama dua tahun Iwan dan Rendra enggak tegoran walaupun satu mertua.

Film ‘Bunga Semerah Darah’ diperani antara lain, Tio Pakusadewo, Maudy Kusnaedy, Asrul Dahlan, Vonny Anggraeni, Widi Dwinanda, Joind Bayuwinanda, Eddie Karsito, dan beberapa aktor lainnya.

Baca Juga: Pegiat Kesenian 'Berseteru' dengan DKJ, Diduga Ada Manipulasi Pelaksana Musyawarah Kesenian Jakarta 2022

Sebelumnya Iwan Burnani menggarap film teater berbasis karya sastra ‘Petang di Taman.’ Film ini diproduksi Teater Baling-Baling, Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, dan Citrus Sinema. 

‘Petang di Taman’ merupakan karya masterpiece seorang novelis, penyair, dan esais Indonesia, Iwan Simatupang.  

Acara impresi dan histori “Hadir dan Mengalir” diselenggarakan oleh Teater Baling-Baling dan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.

Baca Juga: Pegiat Kesenian Jakarta, Tolak Musyawarah Kesenian 2022 yang Mau Digelar DKJ

Didukung Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Borobudur Writers Culture Festival (BWCF).

Hadir dan mengalir mengajarkan kepada siapa saja untuk menghormati orang tua dan guru. 

"Menyadari dari mana dia berasal, lahir dan berproses dengan mengamalkan apa yang telah diajarkan,” kata Iwan Burnani. ***

 

Editor: Nur Aliem Halvaima

Tags

Terkini

Terpopuler