Tendangan dan Aksi Kungfu Petugas Terhadap Supporter, Ditemukan pada Tragedi Kanjuruhan

3 Oktober 2022, 20:25 WIB
Tendangan dan Aksi Kungfu Petugas Terhadap Supporter, Ditemukan pada Tragedi Kanjuruhan. Foto: Tangkapan dari video viral /jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com/


POSJAKUT - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan ada indikasi pelanggaran HAM saat kerusuhan yang menjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam saat konferensi pers di kantor manajemen Arema FC di Kota Malang, Senin 3 Oktober 2022 mengungkapkan, pihaknya mendapatkan beberapa informasi tentang kekerasan yang terjadi.

Beberapa kekerasan yang terbukti dilakukan adalah berupa tendangan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap suporter.

-Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, jumlah korban 448 orang, Timsus Polri Periksa 18 Personil yg Bertugas

Bahkan ketika suporter Arema sedang berjalan kaki di pinggir lapangan, kekerasan masih dilakukan aparat keamanan.

“Ditendang, kena kungfu di lapangan. Nah, itu tidak hanya Komnas HAM yang melihat tapi semua juga bisa lihat,” ujar Anam, seperti dilansir Antara.

Anam mengatakan Komnas HAM sedang menelusuri dan melihat kondisi Stadion Kanjuruhan Malang untuk memastikan apa yang terjadi dalam kerusuhan yang menewaskan 125 orang itu.

“Kami akan menginvestigasi dengan agak dalam anatomi stadion, cerita saat itu dan pascapertandingan,” katanya.

-Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Pemerintah Membentuk Tim Independen Gabungan Pencari Fakta

Anam yang mengaku lahir di Malang dan menjadi suporter Arema sejak kecil itu pun meminta untuk dipertemukan dengan para pemain Arema.

Dari pertemuan itu diharapkan investigasi bisa dilakukan secara objektif.

“Kalau kasat mata dari video itu, seandainya tidak ada gas air mata, ya mungkin tidak akan hiruk pikuk (terjadi kerusuhan),” imbuhnya.

Ia memastikan agenda Komnas HAM selama berada di Malang adalah mengunjungi keluarga korban di rumah dan rumah sakit, serta berkoordinasi untuk bisa bertemu pemain Arema.

“Kami dalami apapun yang terjadi di Kanjuruhan,” katanya.

Kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi beberapa saat setelah pertandingan Liga 1 antara tuan rumah Arema FC versus Persebaya berakhir.

Ribuan suporter Arema memasuki area lapangan setelah timnya kalah 2-3 dari Bajol Ijo, julukan Persebaya.

-Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, LaNyalla Pertanyakan Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Tribun

Namun sebagaimana telah dikemukakan Menko Polhukam, Mahfud MD, bahwa tragedi Knjuruhan ini bukanlah akibat bentrok dua supporter, karena malam itu supporter Surabaya tidak menonton.

Dari sejumlah rekaman video amatir yang tersebar di media sosial, terlihat aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk mengendalikan ribuan suporter.***

 

Editor: Ramli Amin

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler