Amien Rais Ingatkan: Pak Jokowi, Anda Tak Sekuat Bung Karno dan Pak Harto

- 16 Maret 2022, 09:30 WIB
DPD RI gelar dialog kebangsaan yang mengundang sejumlah tokoh, antara lain Amien Rais, Prof.Suteki, Din Samsudin dsb. /Dok DPD RI
DPD RI gelar dialog kebangsaan yang mengundang sejumlah tokoh, antara lain Amien Rais, Prof.Suteki, Din Samsudin dsb. /Dok DPD RI /Pikiran Rakyat.com/

POSJAKUT -  Politikus senior Amien Rais mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa dirinya tidaklah sekuat  Bung Karno dan Soeharto.

Dua tokoh tersebut adalah  dua presiden Indonesia terdahulu yang memerintah cukup lama namun berakhir dengan tragedi.

“Bagaimana mungkin, buat kita-kita ini, misalnya Presiden Jokowi merasa paling hebat. Saya ingatkan  Soekarno kurang apa,”  kata Amien dalam dialog kebangsaan yang digelar DPD RI bekerjasama dengan Gerakan Bela Negara.

Dialog 'Mencari Solusi Permasalahan Negara dan Bangsa Indonesia' , dimoderatori wartawan senior Hersubeno Arief. Digelar 14 Maret 2022, namun baru dirilis via channel Hersubeno Point Selasa 15 Maret 2022.

Dialog berfokus kepada jalannya pemerintahan Jokowi yang dinilai Amien Rais telah membunuh demokrasi.  Dialog juga menyorot keinginan  menunda  Pemilu 2024 dan atau penambahan masa jabatan presiden dua atau tiga tahun.

Keinginan menunda Pemilu2024 atau perpanjangan masa jabatan presiden muncul dari orang-orang dekat Presiden Jokowi. Menko Marvest LB Panjaitan  sebagai motor penggerak.

-Baca Juga: Puan Maharani: DPR, Pemerintah, dan KPU Sepakati Pemilu 14 Februari 2024, Luhut Diminta Lakukan Klarifikasi

Kemudian tiga Ketum Parpol, Muhaimin Iskandar (PKB) Zulkifli Hasan (PAN) dan Airlangga Hartarto (Golkar) menjadi operatornya.

“Sukarno bisa dibilang tak memiliki kekurangan sebagai pemimpin politik. Namun karirnya berakhir akibat tragedi yang terjadi …usai dirinya membiarkan dipilih menjadi Presiden  seumur hidup,”kata Amien.

Sejarah mencatat,  Bung Karno  ditetapkan sebagai presiden seumur hidup berdasarkan TAP MPRS pada 1963. Dua tahun kemudian, terjadi Gerakan 30 September. Peta politik berubah.MPRS membatalkan jabatan seumur hidup Bung Karno.

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat itu juga menunjuk Presiden Soeharto yang lengser pada 1998 usai berkuasa kurang lebih 32 tahun.

“Pak Harto kurang apa. Jenderal bintang lima, pangkat besar menyaingi Jendral Sudirman,  menguasai seluruh birokrasi, memegang TNI, ABRI waktu itu yang di dalamnya ada polisi.”

-Baca Juga: Pakar Pidana Kritik Menteri Perdagangan dan Kapolri Soal Migor, Tak Cukup Hanya Prihatin

“Punya konco-konco semua pengusaha-pengusaha. Tapi lihat akhirnya juga seperti itu," tutur Amien.

Sejarah mencatat, Soeharto tak ingin memperpanjang lagi masa jabatannya. Tapi proses politik waktu itu “mendaulat” Pak Harto untuk menjabat lagi lima tahun ke depan, dengan alasan rakyat menginginkannya. Soeharto  membiarkan dirinya dipilih lagi, dan dua bulan kemudian jatuh,

Inti dialog yang digelar DPD RI ini sebenarnya menyorot keinginan penguasa untuk menunda Pemilu 2024, dan atau berusaha menambah masa jabatan presiden dua atau tiga tahun.

Amien Rais mengimbau semua pihak harus berusaha menggagalkan keinginan itu. “Ini harus dihentikan. Kalau (kita) hanya diam, (berarti) kita melakukan sebuah bunuh diri nasional,” lanjut politisi pendiri Partai Amanat Nasional itu.

Karena, lanjut Amien, begitu Jokowi dikasih (nambah) satu kali, nanti akan begitu seterusnya, selain hal itu sama saja  dengan makar konstitusi.

Awal pembicaraan, Amien Rais mengevaluasi pemerintahan Jokowi. Utang luar negeri semakin dahsyat, korupsi makin melebar dan hebat, produk perundang-undangan (UU Cipta Kerja dan UU Minerba) yang berorientasi bukan pada kepentingan rakyat.

Proyek-proyek mercusuar, seperti Ibu Kota Negara baru, kereta cepat, taka da hubungan langsung dengan kepentingan rakyat. “Kita bisa melihat dengan mudah siapa yang diuntungkan oleh proyek-proyek mercu suar rezim Jokowi.

Baca Juga: Hunian Hotel Penuh, Pulau Lombok Ramai Para Pebalap MotoGP dan Kru Terus Berdatangan

“Politik nasional dapat dikatakan digerakkan bukan untuk kepentingan bangsa sendiri, tapi telah menghamba kepada (Amien Rais menggunakan singkatan) MTC.”

Amien menyebut, Jokowi telah melakukan tiga macam pembunuhan. Salah satunya, pembunuhan demokrasi.

Caranya dengan menguasaiseluruh anggota DPR, hingga seluruh anggotanya menjadi “yes man” dan “yes woman” terhadap apa saja yang diinginkan Jokowi.

Mantan Ketua Umum PAN itu juga menyatakan “gagal paham”terhadap  beberapa petinggi (Amien minta maaf karena menyebut mereka dengan sebutan kasar) yang  berusaha meyakinkan rakyat bahwa penundaan pemilu dan 3 periode jabatan presiden adalah kehendak mayoritas rakyat.

“Ini  menurut saya menghina akal cerdas manusia, di samping konstitusi ditekuk-tekuk. Ini harus dihentikan,” katanya lagi.

Diakhir pemaparannya, Amien yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu tampil dalam bahasa dimensi keagamaan, berusaha menyadarkan pihak-pihak yang dia tuju.

“Sesungguhnya semua ini akan selesai kalau Pak Jokowi bicara tegas (tak bersedia dipilih lagi dan tak setuju perpanjangan Pemilu-red),” demikian Amien Rais. ***

 

 

 

.

 



 

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x