POSJAKUT - Amerika Serikat memperingatkan sekutu Eropanya terkait isu Rusia meminta China untuk mengirim drone perang pada akhir Februari lalu untuk memulai invasi ke Ukraina, menurut temuan mereka.
Permintaan itu telah membuat khawatir pejabat pemerintahan Biden di AS yang berusaha mencegah China, mitra diplomatik paling kuat Rusia, datang membantu Presiden Vladimir Putin dalam perang.
China adalah salah satu pengekspor kendaraan udara tak berawak (UAV) bersenjata terbesar di dunia dan telah menjualnya ke negara-negara seperti Arab Saudi, Pakistan, dan Uni Emirat Arab.
Pada Senin, 14 Maret 2022, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan dan diplomat top China, anggota Politbiro Partai Komunis Yang Jiechi, bertemu selama enam jam di Roma untuk membahas berbagai masalah, termasuk Ukraina.
AS menggambarkan pertemuan itu sebagai pertemuan yang intens tetapi menolak untuk mengatakan apakah permintaan bantuan militer muncul, sementara Yang kemudian meminta semua pihak untuk menahan diri dalam konflik tersebut.
Ditanya mengenai laporan terbaru bahwa Moskow mencari dukungan militer dari Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengulangi pendapatnya bahwa klaim tersebut adalah “disinformasi.”
Pemerintahan Biden telah berusaha membujuk Beijing untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Moskow untuk membantu mengakhiri konflik yang sekarang sudah memasuki minggu ketiga.
Penasihat utama Presiden Xi Jinping telah menekan China untuk menegakkan sanksi terhadap ekonomi Rusia yang diberlakukan oleh AS serta sekutu Eropa dan Asianya.***
Artikel Rekomendasi