Dekan FK-UV Jakarta, Taufik L. Pasiak: Dokter Harus Waspada, Banyak Penyakit Disebabkan Politik Kebijakan!

15 November 2022, 09:37 WIB
Dekan FK-UV Jakarta, Taufik L. Pasiak: Dokter Diingatkan, Hati-hati Banyak Penyakit Disebabkan Politik Kebijakan. Nampak para narasumber saat webinar berlangsung /Nur Aliem Halvaima /Foto : dok Universitas Paramadina

POSJAKUT - Doktor dr. Taufik L. Pasiak, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Veteran Jakarta mengatakan bahwa profesi dokter harus memahami juga soal-soal politik. Alasannya karena banyak penyakit dalam skala makro semuanya pada dasarnya disebabkan oleh politik kebijakan.

Taufik mencontohkan produk makanan cepat saji burger, yang di Barat dinaikkan kadarnya menjadi 1800 kalori sehingga menyebabkan angka obesitas meninggi.

“Begitu juga di Indonesia, akibat kebijakan ekonomi politik untuk melonggarkan pendirian gerai makanan cepat saji di mana-mana, maka banyak anak muda saat ini yang mengalami obesitas dan kena hipertensi," ujarnya.

Menurutnya, profesi kedokteran atau seorang dokter amat naif kalau tidak memahami urusan-urusan politik. Masalah dunia kedokteran di Indonesia sudah berkelindan rumit luar biasa. Padahal ada UU Kedokteran, UU Pendidikan Kedokteran dan UU Kesehatan.

Baca Juga: Terkait Penyakit Gagal Ginjal Akut, Bareskrim Geledah Tiga Gudang Afi Farma, Sita Bahan Baku Obat

“Apalagi saat ini ada usulan dari pemerintah untuk meng-omnibus law-kan ke-3-nya itu ke dalam satu Undang-undang. Hal itu tentu sebuah hal yang riskan, karena masalah kesehatan adalah bagian dari kesejahteraan masyarakat dan dokter yang harus diurus dengan hati-hati,” tuturnya.

Masalah kesehatan masyarakat adalah bagian dari sistem ketahanan dan pertahanan suatu negara. Jadi mobilisasi kesehatan warga masyarakat dengan demikian tidak hanya untuk masalah kesehatan an sich. Tetapi bidang kedokteran dan kesehatan warga masyarakat menjadi bagian penting dari ketahanan dan pertahanan sebuah negara.

Lebih lanjut menurut Taufik, ancaman terbesar dari perang asimetris di bidang kedokteran terkait perang dengan senjata biologi, senjata kimia dan lainnya. Kasus maraknya gagal ginjal anak mungkin saja adalah bagian dari perang asimetri menggunakan senjata biologi, senjata kimia.

“Serangan biologi berindikasikan dampak yang cepat, fatal dan massive. Karena itu masalah kesehatan masyarakat dan dunia kedokteran harus didukung oleh semua kalangan dan tidak bisa dibiarkan jalan sendiri.” Imbuhnya.

Baca Juga: Mengapa PTM Perlu Penanganan Serius? Dr Debby: Penyakit Tidak Menular Justru Butuh Teknologi dan Biaya Besar

Dunia kedokteran dan kesehatan Indonesia saat ini memang kekurangan tenaga medis dokter dalam jumlah banyak. Dari 270 juta penduduk, profesi dokter umum hanya ada 150 ribu orang. Jauh dari standar WHO yang mensyaratkan 1 dokter untuk 1000 orang.

Jika dihitung perbandingan, maka Indonesia masih kekurangan 120 ribu tenaga dokter. Sedangkan Fakultas Kedokteran kita hanya meluluskan 12.000 orang dokter per tahunnya. Jadi butuh 10 tahun untuk memenuhi tenaga 120 ribu dokter di Indonesia.

“Belum lagi masalah yang terjadi di lapangan. Karena kekurangan tersebut pemerintah lalu mengizinkan pembukaan fakultas kedokteran di mana-mana dengan jaminan mutu yang masih dipertanyakan oleh organisasi profesi kedokteran. Padahal mutu dokter sangat berpengaruh pada tingkat kesembuhan dan kesehatan warga yang sakit,” kata DR. dr. Taufik L Pasiak.

Baca Juga: HUMOR NETIZEN : Narapidana Koruptor dan Gejala Penyakit Mata Katarak

Hal semua ini, disampaikan Taufik L Pasiak ketika menjadi narasumber pada diskusi "Webtalks Politik Kesejahteraan Sosial dan Masyarakat, di Jakarta, Jumat 11 November 2022.

Hadir sebagai pembicara Prof Dr Didik J Rachbini Rektor Universitas Paramadina, Abdul Hamid Ketua Dewan Pengarah LP3ES, dan Moderator Dr. Bambang Susanto. ***

Editor: Nur Aliem Halvaima

Tags

Terkini

Terpopuler