Gubernur Khofifah: 'Pemprov Jatim Tanggung Biaya Rumah Sakit Korban Tragedi Stadion Kanjurahan

2 Oktober 2022, 22:39 WIB
Gubernur Khofifah Indar Parawansa: 'Pemprof Jatim Tanggung Biaya Rumah Sakit Korban Tragedi Stadion Kanjurahan. Tragedi Kanjuruhan adalah kasus kericuhan yang menewaskan 127 orang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur /portalbangkabelitung.pikiran-rakyat

POSJAKUT - Pemprov Jawa Timur menyatakan akan menanggung semua biaya perawatan rumah sakit, bagi mereka yang menjadi korban saat kerusuhan berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Demikian penegasan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Tragedi sepakbola Indonesia ini, terjadi pada Sabtu malam 1 Oktober 2022 saat pertandingan Arema FC Vs Persebaya dengan skore 2-3 Liga 1.

"Jadi kita prioritaskan bagi korban yang dirawat di RSUD Syaiful Anwar karena rumah sakit ini milik Pemprov Jawa Timur. Semua gratis," kata mantan Menteri Negara PP & PA ini.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, YLBHI: Negara Harus Bertanggung Jawab Atas Jatuhnya Korban Jiwa

Seperti diketahui, akibat kerusuhan tersebut berdasarkan data terbaru, mengakibatkan sedikitnya 153 orang meninggal (termasuk 2 polisi yang bertugas) dan 93 mengalami luka ringan, sedang dan berat.

Dengan demikian jika dihitung jumlah keseluruhan korban pasca kerusuhan berjumlah 246 orang. Dengan rincian 153 meninggal ditambah 93 yang luka dan dirawat.

Seperti diberitalan POSJAKUT, selain dirawat di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA), korban tragedi Kanjuruhan antara lain juga dirawat di Rumah Sakit Hasta Husada Kepanjen, RS Wava Husada Kepanjen, dan RS Teja Husada Kepanjen. 

Juga ada yang dilarikan ke RS Kanjuruhan Kepanjen, RSI Gondanglegi, Puskesmas Gondanglegi, RS Ben Mari Pakisaji Malang, RSU Pindad Turen, RS Salsabila, RSBK Turen.

Baca Juga: 127 Orang Tewas Akibat Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang, PSSI MInta Maaf

Mereka meninggal, berdasarkan keterangan petugas rumah sakit, diduga karena panik, terinjak-injak, sesak napas dan kehabisan oksigen akibat gas air mata dari aparat keamanan.***

 

 

Editor: Nur Aliem Halvaima

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler