Hikmah Puasa: Tarawih Muhammadiyah, 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

- 3 April 2022, 20:30 WIB
Umat Islam bersiap melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin, 12 April 2021. /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc
Umat Islam bersiap melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin, 12 April 2021. /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc /antara/

POSJAKUT -- Momentum bulan Ramadan dikenal dengan dua jenis ibadah yang paling khas, yakni ibadah puasa dan ibadah salat tarawih.

Terkait ibadah puasa, umat Islam memiliki kesatuan pendapat mengenai kaifiyah caranya. Yakni menahan berbagai hal yang membatalkan puasa dari terbit hingga tenggelamnya fajar.

Hal yang membatalkan tersebut antara lain makan-minum, hubungan suami-istri di siang hari, muntah disengaja, keluar mani disengaja, haid, nifas, serta keluar dari Islam (murtad).

Berbeda dengan ibadah puasa, ibadah tarawih membuka berbagai perbedaan cara (kaifiyah) di antara berbagai golongan umat Islam yang ada.

-Baca Juga: TAUSIYAH : Ikut Keputusan Pemerintah
Lantas, bagaimana pelaksanaan ibadah tarawih menurut Muhammadiyah? Berikut penjelasannya.

Dua Cara Tarawih Muhammadiyah

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Tri Sundani menjelaskan bahwa pada prinsipnya salat tarawih sama halnya dengan salat malam sehingga umat Islam wajib berlapang dada dengan perbedaan cara yang ada.

Imam mazhab seperti Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hambal misalnya melakukan salat tarawih dengan 20 rakaat dengan satu witir. Sementara itu Imam Malik melakukan 36 rakaat dengan ditutup salat witir.

Menurut Agus, beberapa ulama atsar dan sahabat Nabi bahkan ada yang tidak membatasi jumlah rakaat salat tarawih.

Halaman:

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x