“Tercapailah cita-citaku, maka berkenanlah oh…Tuhan…mencabut nyawaku,” kata pemuda itu, dengan nada pasrah. Ia lalu terkulai, jatuh dalam keadaan tidak bernyawa.
Si penjaga masjid yang mendengar dialog dan menyaksikan tingkah pemuda itu menjadi terbengong-bengong. Ia lantas menghampiri Syeikh Ibrahim bin Adam, meminta maaf.***
Sumber: Buku Renungan Orang Beriman, Dihimpun oleh HRS.HADIKAMADJAJA, Yayasan Al Jumhuriyah, Jakarta, 1996.
Artikel Rekomendasi