Network
POSJAKUT - Di Kota Bekasi Jawa Barat, ada Majmu, alias Majelis Muzakaroh Ulama. Di sela-sela acara ini terungkap adanya kalau pernah terjadi perseteruan pendiri Majmu dengan Walikota Bekasi nonaktif Rahmat Effendi atau Pepen.
Sabtu 12 Februari 2021 kemarin, ada acara peringatan Isro Miroj sekaligus memperingati dua tahun usia Majmu. Diam-diam kabar perseteruan tersebut terungkap.
"Ini adalah kegiatan pertama Majmu pasca pandemi covid19. Karena tak lama sejak peresmian berdirinya, Indonesia di hajar pandemi. Dan sejak itu pula Majmu tiarap'" kata Abu Bagus kepada POSJAKUT, Senin 14 Februari 2022.
Abu Bagus, adalah sapaan akrab Drs H. Amin Idris, Ketua Bidang Teknologi dan Informasi Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Jawa Barat. Termasuk yang diundang di acara Majmu Kota Bekasi.
Menurut Abu Bagus, Majmu Kota Bekasi ini didirikan oleh tokoh ulama Bekasi, Dr. KH Zamakhsari Abdul Majid.
Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi ini, kata Abu Bagus, ternyata pernah "berseteru" dengan Walikota Bekasi, Rachmat Efendi atau Pepen.
"Makanya di arena acara itu, Ustad Badeng berbisik ke saya: pas beliau (Pepen) 'masuk' (terjaring OTT KPK, red), Majmu pun langsung bergerak untuk berbagai aktivitasnya," kata Abu Bagus.
Sayangnya, baik Abu Bagus, Ustad Badeng, maupun tokoh ulama Bekasi Dr. KH Zamakhsari Abdul Majid, tidak menjelaskan dan merinci apa penyebab perseteruan mantan ketua MUI Kota Bekasi ini dengan Walikota Bekasi.
Sekedar diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Walikota Bekasi nonaktif Rahmat Effendi (RE) alias Pepen, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi suap pengadaan barang dan jasa, serta jual beli jabatan.
Isro Mi'roj Majmu Bekasi
Pada acara Isro Mi'roj Sabtu kemarin di Asrama Haji Kota Bekasi, Majmu seakan menunjukkan kekuatannya.
Seperti dilaporkan panitianya, dari undangan yang 400 ternyata hadirin sampai over, tambah kursi lagi dan tambah konsumsinya lagi. Tak kurang dari 700 hadir memadati acara.
Zamakhsari tampak bangga ketika gagasannya mengakar. Dalam sambutannya, dia menjelaskan, ulama berbasia pada ilmu.
Salah satu tradisi para ilmuan dan ulama adalah melakukan kajian, diskusi dan muzakaroh. Nah untuk itulah Majmu didirikan.
Di sini akan ada dinamika keilmuan, membahas hal-hal yang membutuhkan penjelasan dan kejelasan.
Dari Majmu diharapkan berbagai problematika sosial dan agama bisa dipecahkan.
Baca Juga: Pengurus Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Jawa Barat, Dilantik di Pusdai Bandung
"Selamat bergairah lagi, selamat beraktivitas lagi Majmu," kata Abu Bagus, pengurus sekaligus Pemred Tibyan.
Tibyan adalah media online yang diterbitkan Yayasan Nurul Islam Islamic Centre KH Noer Alie Kota Bekasi.***
Artikel Rekomendasi