Tengah Dilakukan Riset Gagal Ginjal Akut pada Anak, Stop Penjualan Obat Cair atau Sirop untuk Sementara

20 Oktober 2022, 10:00 WIB
Kemenkes mengimbau agar penggunaan dan penjualan obat termsik di apotek dalam bentuk cair atau sirup dihentikan sementara waktu /PIXABAY

POSJAKUT -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani minta pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk menghentikan penggunaaan obat cair (sirop) untuk mengobatan dihentikan untuk sementara.

Puan juga  juga harus minta pemerintah menggencarkan edukasi kepada masyarakat berkenaan fenomena kasus gagal ginjal akut misterius yang ditemukan pada anak. Semua penggunaan obat-obatan yang dilarang juga harus disosialisasikan secara masif.

Puan Maharani mengatakan kasus gagal ginjal akut misterius kepada anak cukup mengkhawatirkan melihat tingginya angka kematian yang ditimbulkan penyakit ini.

Baca Juga: TIP KESEHATAN: Tahukah Anda Bahwa Gejala Stroke Dapat Diketahui 10 Tahun Sebelumnya?

“Kasus gagal ginjal akut misterius kepada anak cukup mengkhawatirkan melihat tingginya angka kematian,” ungkap Puan sebagaimana dilansir PMJ News Kamis 20 Oktober 2022.

Menurut Puan, pemerintah harus melakukan edukasi kepada masyarakat secara optimal terkait soal ini melalui berbagai strategi komunikasi maupun memanfaatkan platform media agat tidak semakin banyakk korbannya.

Seperti diketahui, ditemukan 206 anak kasus gagal ginjal akut di Tanah Air yang belum diketahui penyebabnya. Adapun 99 anak di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: TIP KESEHATAN: Telur Rebus Ternyata Baik untuk Diet dan Jaga Kesehatan Jantung

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan 152 kasus gangguan ginjal akut pada anak-anak di Indonesia. Angka ini diketahu sudah ada sejak Januari 2022.  Kasus ini kemudian disebut misterius karena mengalami pelonjakan signifikan pada September 2022. 

Berdasarkan data yang dihimpun IDAI, pada Jumat 14 Oktober 2022 ada 152 kasus tersebar di 16 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Timur.

Kemudian kasus gagal ginjal akut pada danak ini juga terjadi  Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi Kepulauan Riau, Papua Barat, Papua, dan Nusa Tenggara Timur.tip

tiBaca Juga:   TIP KESEHATAN: Terong, Sangat Baik untuk Jantung dan Menurunkan Tekanan Darah Tinggi 

Penyebab gagal ginjal akut tersebut masih belum diketahui. IDAI menyebutkan bahwa fenomena ini masih belum konklusif atau menemukan titik terang terkait penyebabnya sehingga masih dibutuhkan investigasi lebih lanjut 

Angka terbaru kasus gagal ginjal akut paa anak jumlahnya mencapau 206 kasus yang belum diketahui penyebabnya. Adapun sebanyak 99 anak di antaranya meninggal dunia.

Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI,  dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan awalnya pihaknya menduga terkait dengan Covid-19, yaitu merupakan suatu MIS-C (peradangan di organ dalam).

Baca Juga: TIP KESEHATAN: Minumlah Susu Setiap Hari, Minimal 3 Penyakit Ini Dapat Dicegah!

Tapi setelah dilakukan tata laksana dengan MIS-C, ternyata hasilnya berbeda dengan MIS-C sebelumnya. Penyebabnya memang belum konklusif. 

Semenara itu Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Dr. Yanti Herman, menyatakan bahwa salah satu gejala utama dari gagal ginjal akut pada anak ini adalah terjadinya penurunan drastis volume air kencing yang dikeluarkan.

Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi penyaringan ginjal. Biasanya ditandai dengan peningkatan nitrogen urea darah dan/atau penurunan sampai tidak ada produksi urin sama sekali.

Baca Juga: TIP KESEHATAN: Wow, Makan Nangka Ternyata Baik untuk Jantung dan Mampu Mengontrol Gula Darah

Berkaitan dengan gejala tersebut, Yanti meminta orang tua untuk segera membawa anak ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika ditemukan gejala penurunan volume atau tidak ada buang air kecil sama sekali.

Kasus gagal ginjal akut pada anak sebelumnya jug ditemukan di Gambila, Afrika Barat dimana 70 anak meninggal dunia akibat gagal ginjal ginjal akut ini. Hal tersebut dilaporkan terkait dengan konsumsi obat yang tercemar etilen glikol dan  lantaran melampaui batas wajar. 

Kemungkinan serupa di Indonesia tengah didalami para ahli termasuk BPOM RI dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kemenkes meminta agar penggunaan obat cair dihentikan sementara, khususnya pada anak.

Kemenkes juga mengimbau agar penggunaan dan penjualan obat dalam bentuk cair atau sirup dihentikan untuk sementara waktu. Termasuk di apotek, hingga riset terkait kasus gagal ginjal berhasil mengungkap fakta atau temuan baru. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: PMJ News/Kemenkes RI

Tags

Terkini

Terpopuler