TIP KESEHTAN: Kenapa Minum Obat Harus Sampai Habis? Ini Alasannya

14 Agustus 2022, 14:30 WIB
Obat antibiotik yang diresepkan dan tidak dihabiskan dapat memicu terjadinya resistensi antibiotik pada tubuh. Sisa bakteri yang masih hidup bisa kembali bermutasi dan menginfeksi ulang. /foto ANT

POSJAKUT -- Mengpa minum obat harus sampai habis? Petanyaan ini seringkali dilontarkan karena biasanya orang sudah merasa sudah sembuh dari sakitnya sementara obat yang biderikan oleh dokter belum habis.

Untuk menjawab pertanaan ini kita harus kembalikan bahwa obat sesungguhnya berbeda dari makanan meski keduanya sama-sama masuk dalam tubuh. Pada obat biasanya ada efek yang diharapkan yaitu hasiat (afikasi) dan yang tidak adalah adnyaa efek samping.

Karen itu minum obat harus bijaksana karena obat jika dikonsumsi dengan tepat akan berkhasiat namun jika tidk tepat bisa berefek samping.

Baca Juga: TIP KESEHATAN: Kafein dan Efeknya Jika Dikonsumsi 

Sayangnya banyak dari kita sering membuat kesalahan  dalam menggunakan obat.Peraturan minum obat sering dilanggar. Misalnya berhenti minum obt karena sudah merasa sembuh. 

Dokter dalam memberikan obat kepada pasiennya tentu sudah memperhitungkan bahwa dosis yang diberikan untuk membunuh bakteri atau mencegah pemburukan penyakit tertentu. 

Apabila obat tidak dihabiskan,  maka bakteri di dalam tubuh yang harusnya mati akan tetap hidup bahkan kebal terhadap pengobatan berikutnya dan ini seringkali terjadi paa pemberian obat antibiotic.

 Baca Juga: TIP KESEHATAN: Lebih Baik Mana Memulai Olahraga dengan Perut Kosong atau Terisi?

Biasanya apoteker Anda akan mengetakan saat memberikan obat bahwa anti biotik harus dihabiskan sesuai resep dokter. Hal lain sering terjadi pada obat yang dibeli sendiri seperti obat untuk sakit kepala, nyeri otot, mual dan flu yang sisanya digunakan alau sakit lagi.

Kebiasaan ini mungkin tidak terlalu membahayakan  atau berakibat fatal, tetapi justru tidak membantu. Karena bisa jadi penyakit saat ini atau sesudahnya berbeda, hanya saja gejalanya mirip. Percuma karena obat sisa tersebut tidak akan menyembuhkan. 

 

Obat antibiotik yang diresepkan dan tidak dihabiskan dapat memicu terjadinya resistensi antibiotik pada tubuh. Sisa bakteri yang masih hidup bisa kembali bermutasi dan menginfeksi ulang.

Baca Juga: TIP KESEHATAN: Memilih Waktu Olahraga yang Tepat, Pagi, Sore atau Malam Hari?

Kebiasaan buruk dalam mengonsumsi obat adalah minum obat orang lain. Mungkin karena alasan berhemat atau sulit akses fasilitas pelayanan, obat yang pernah digunakan seorang penderita diberikan kepada penderita lain.

Kesalahan ini biasanya dilakukan ketika, ada anggota keluarga yang lebih dulu sakit dengan gejala yang mirip. Ini keliru besar. Sekipiun riwayat penyakitnya sama tetpi kemungkinan alergi tiap individu itu berbeda.

Alih-alih ingin hemat, yang terjadi penderita kedua yang menggunakan obat dari penderita pertama bisa jadi menyebabkan dampak buruk lainnya. Karena nya tidak dianjurkan minum obat orang lain walaupu gejala penyakit yang dirasakan mirip. 

Baca Juga: TIP KESEHATAN: Nangka, Buah Sepanjang Musim Mampu Mencegah Sekaligus Melawan Kanker

Hal yng juga tak boleh dilakukan dalam penggunaan obat adalah menambah dan mengurangi dosis. Dokter telah mengatur dosis obat agar sesuai dengan kebutuhan medis pasien.

Merngurangi dosis membuat khasiat obat jadi berkurang efektifnya. Bila terus dibiatkan membat penyakin menjkadi tambah parah. Terkdang karena penderita merasa sudah minum obat namun  belum mengurangi gejala penyakit lalu dosisnya ditambah agar cepat sembuh. 

Keputusan menambah dosis obat sangat tidak disarankan, sebab beberapa obat yang dikonsumsi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan overdosis yang membahayakan tubuh, oleh karena itu penting untuk tetap mematuhi aturan minum obat dari dokter. ***

 

 

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: posjakut/medlineplus

Tags

Terkini

Terpopuler