Pemerintah Disorientasi, Tak Merasa Bersalah: Rocky Gerung

27 Juni 2022, 06:35 WIB
Rocky Gerung dan Presiden Joko Widodo. /Kolase foto Rocky Gerung dan Jokowi/@rockygerung_official @jokowi /isubogor.pikiran-rakyat.com/

POSJAKUT – Pemerintah disorientasi dan tidak merasa bersalah karena tidak melakukan pembelaan kepada hak kebutuhan rakyat. Demikian pendapat pengmat politik Rocky Gerung terkait dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok rakyat belakangan ini seperti cabe dsb.

Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok rakyat, atau yang paling mencolok sekarang kenaikan harga cabe, diakui oleh pemerintah. Tapi terkesan pemerintah seperti tak berpihak kepada rakyat.

Ini misalnya tercermin dari pernyataan Menteri Perdagangan , Zulkifli Hasan tentang subsidi setelah mengakui harga-harga di pasar naik.

-Baca Juga: Soal Mafia Migor dan Mahalnya Cabai, Jubir PSI: Mendag Zulkifli Hasan Cepat Bertindak, Tidak Cuma Berwacana!

Subsidi kebutuhan pokok rakyat kita, katanya, sangat tinggi. Tapi kalau terus disubsidi, Zulhas mengatakan pemerintah tak akan bisa membangun infra struktur.

Menanggapi hal ini, pengamat politik Rocky Gerung membenarkan, bahwa  pemerintah memang telah disorientasi, alias tidak bisa membedakan mana yang prioritas sebaimana dipertanyakan wartawan senior, Hersubeno Arief.

Hersu selaku host dari Forum News Network (FNN) pada tayangan youtube Rocky Gerung Official yang dilihat POSJAKUT Minggu sore 26 Juni 2022  meyebutkan, kenaikan harga cabe ternyata menurut BI bisa berdampak pada angka inflasi sebesar 0,5 persen. Namun bagaimana respon pemerintah?

-Baca Juga: Tanam Melon Golden, Memanfaatkan Lahan Green House Abdi Praja Kantor Kecamatan Cilincing

Rocky Gerung berpendapat, intinya Zulhas – panggilan Mendag yang baru – diam-diam diminta public: kasih kami harapan dong Pak, bahwa ketersediaan pangan akan terjamin.

Nah…jawaban Zulhas  (mencerminkan) tidak ada harapan itu. Begitu interpretasi Rocky. “Kalau harapan Anda kami penuhi, kami gak bisa bangun infrastruktur,” kata Rocky coba menerjemahkan jalan pikiran Menteri Perdagangan.

“Saya kira itu perintah presiden,” lanjutnya. “Dahulukan ibukota, terlantarkan ibu pertiwi, begitukan?” ujar Rocky lagi, atau “Terlantarkan ibu-ibu?” Dia melanjutkan interpretasinya.

Menurut Rocky, kekosongan idelah yang menyebabkan pemerintah disorientasi. Bahwa naiknya harga-harga secara terus menerus bisa membahayakan, bahkan bisa menjadi trigger apa yang disebut social unrest sebagaimana disodorkan Hersubeno, Rocky malah yakin pemerintah percaya diri.

“Pastilah pemerintah sudah punya big data tentang itu,” katanya, seperti menyindir. “Bahwa naiknya harga-harga tidak akan membuat rakyat memberontak. Jadi gak ada soal dengan itu.”

Yang menjadi soal, kata Rocky, dengan disorientasi kebijakan, berarti pemerintah juga disorientasi  etika-moral.

“Etika moralnya tidak utuh. Dia tidak merasa bersalah karena tidak melakukan pembelaan kepada hak kebutuhan rakyat,” ujar Rocky.

Sebelumnya, Rocky membenarkan logika Zulhas tentang subsidi. Terlalu besar untuk pangan akan mengorbankan yang lain.

Tapi kalau yang dikorbankan pangan, jelas menurut Rocky itu juga bertentangan dengan perintah konstitusi, untuk memakmurkan rakyat dan menjamin ketersediaan kebutuhan dasar penduduk.

-Baca Juga: Berlaku 1 Juli 2022 Tarif Listrik Naik, Berikut Golongan Tarif dan Kenaikannya!

Rocky kemudian bicara tentang pembangunan Ibu Kota Negara baru. Ibu Kota baru bukan kebutuhan dasar penduduk, tapi kebutuhan  presiden.

“Jadi ngapain  APBN harus dikorbankan separuh, untuk ditabung buat 500 triliun biaya ibu kota, yang juga kita belum tahu bentuknya kayak apa.”

Jadi sekali lagi, lanjut Rocky, kalau Zulhas berpikir bahwa bila kebutuhan pangan disubsidi, Negara akan bangkrut, konsekuensinya panjang.

Dari segi ekonomi gak usah ada Negara. Biarkan saja kekuatan pasar bekerja. Padahal, “ Justru fungsi Negara untuk mengatur antara akumulasi dengan distribusi.”

“Kalau Negara tidak mau mengatur,  berarti kita masuk saja ke dalam system pasar yang sempurna. Padahal konstitusi kita tidak menghendaki itu,” Rocky mengingatkan.

Faktanya ditunjukkan Rocky, pemerintah tinggal memilih. Subsidi perut rakyat atau subsidi ambisi ibu kota baru.

Jadi kita akan dibangkrutkan oleh ambisi, pada saat yang sama kehidupan begitu banyak rakyat kita yang pergi tidur dalam keadaan perut kosong.

“Gak adilnya di situ, yang menikmati ibu kota baru sejumlah kecil orang, “demikian Rocky Gerung. ***

 

 

 

 

Editor: Ramli Amin

Tags

Terkini

Terpopuler