Pasca Walikota Bekasi Nonaktif Rahmat Effendi Ditangkap KPK, Waras Wasisto: Kejadian Ini Ibarat Tsunami!

23 Januari 2022, 19:55 WIB
Walikota Bekasi nonaktif Rahmat Effendi (kiri) dan Wakil Walikota yang sekarang Plt Walikota Tri Adhianto (kanan). /Nur Aliem Halvaima//foto Humas Kota Bekasi/PosJakut

 

POSJAKUT - Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan "maling uang rakyat", namun Walikota Bekasi nonaktif Rahmat Effendi (RE) masih menyisakan banyak cerita.

Anggota DPRD Jawa Barat, kader dari partai PDIP, Waras Wasisto misalnya menyatakan, kejadian (kasus OTT KPK) di Kota Bekasi ibarat "dihantam" Tsunami. Gempa yang diikuti meluapnya air laut ke darat.

Maka dari itu, politisi dari partai berlambang banteng moncong putih ini berharap semua pihak ikut membantu menjaga kondusifitas Kota Bekasi.

Baca Juga: Kang Emil Didukung Jadi Kepala Otorita IKN. Begini Kata Ahli Perencana Kota Indonesia

"Iya ada dua isu yang saya mau sampaikan ke temen-temen media, pertama 'Tsunami' yang ada di Kota Bekasi biarlah menjadi proses hukum. Dan saya berharap kita bisa menjaga kondusifitas Kota Bekasi jangan digoreng-gorenglah," kata Waras.

Lalu yang kedua, katanya, soal pernyataan Arteria Dahlan yang menyudutkan orang Sunda.

Baca Juga: Kemungkinan Diracuni, Puluhan Kura-Kura India Mati

"Saya meneruskan permintaan maaf dari Arteria Dahlan sebagai kader partai. Kalau soal sanksi kan susah dipanggil DPP PDIP," kata Waras.

Pernyataan politisi Waras Wasisto ini, langsung memunculkan respon dari warga Kota Bekasi dan juga warganet dengan pernyataan yang tak kalah "nyinyir".

Baca Juga: HUMOR NETIZEN : Siapa Penemu Kutang? Atau Bagaimana Kreatifitas Ketua RT?

Sekedar diketahui, saat masih menjabat sebagai Walikota Bekasi, RE terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin 5 Januari 2022 lalu.

Bang Pepen, panggilan akrab RE disangkakan menerima suap dan setoran dari lelang jabatan. Barang bukti sekitar 5 miliar lebih uangnya disita KPK.

Selain Pepen, juga diangkut KPK ke gedung Merah Putih Kuningan Jaksel sebanyak 13 orang lainnya. Mereka itu ASN Pemkot Bekasi dari Kepala Dinas, Camat, Lurah dan pengusaha.

Baca Juga: Walikota Bekasi Rahmat Effendi Terkena OTT KPK, Gubernur Jabar Ridwan Kamil: 'Pemerintahan Tidak Boleh Kosong'

Salah satu yang merespon pernyataan Waras Wasisto, datang dari aktivis anti rasuah, NA Daeng Matika, Deputy Investigasi dan Klarifikasi Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (DPN GNPK).

Baca Juga: 7 Pelanggar Prokes Diberi Sanksi Menyapu Jalan Selama 60 Menit, Keluar Rumah Lupa Pakai Masker

"Pernyataan Waras Wasisto ter kesan aneh. Apa maksud dengan istilah tsunami itu? apa karena dia mau menyamakan tsunami yang juga pernah menghantam walikota sebelumnya?," kata Daeng.

POSJAKUT mencatat, RE (Pepen) sebagai wakil menggantikan walikota Mohctar Muhammad yang juga ditangkap KPK dalam kasus yang sama. Kini, Pepen digantikan Tri Ardhianto sebagai Plt, yang selama ini juga menjabat wakil.

Baca Juga: Wisata Sejarah! Berkunjung ke Benteng Somba Opu, TMII-nya Kabupaten Gowa, Miniatur Rumah Adat Daerah Sulsel

Warganet juga tak kurang memberi penilaian akan pergantian "kursi" Walikota Bekasi ini -- dari Mochtar Muhammad ke Rahmat Effendi lalu ke Tri Ardhianto -- seolah "balas dendam".

"Ini seolah balas dendam. Dari semula pohon beringin menimpa banteng, lalu giliran banteng lagi sekarang yang menyeruduk beringin haha...," kata warganet, pengguna akun medsos "suami rempong" ini.

Baca Juga: Membuat Kamus Bahasa Daerah, Jauh Lebih Penting dari pada Bangun Ibukota Negara. Mappa Manan: Ini Alasannya!

Aktivis Daeng, juga mengaku sudah berusaha mencari padanan kata "korupsi" dengan "tsunami" di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seperti yang dilontarkan Waras Warsito.

Hasil pencariannya, pernyataan dari Anggota DPRD Jawa Barat, yang kebetulan kader dari partai PDIP, Waras Wasisto, dianggap mengandung makna bersayap. Bisa menimbulkan berbagai persepsi.

 Baca Juga: Kerja Bakti di Komplek Perumahan, Ibu-ibu Bantu Konsumsi, Bapak-bapak Tambah Semangat

"Saya tidak menemukan hubungan dari kedua kata korupsi dan tsunami tersebut. Sebab arti tsunami di KBBI adalah: gelombang laut dahsyat (gelombang pasang) yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung api di dasar laut," kata Daeng.

Sementara dalam pengertian yang lebih panjang, tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut.

 Baca Juga: Detik-detik Saat Gigi Palsu Warga Jatuh di Selokan, Kemudian Berhasil 'Dievakuasi' Petugas Damkar. Seru!

Gelombang terjadi bisa karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunung api, dan jatuhnya meteor. Atau gempa yang disebabkan pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng yang paling sering menimbulkan tsunami.

Saat menggelar "Sosialisasi 4 Pilar" bersama awak media di kantornya, di Kemang Pratama, Rawalumbu, Kota Bekasi, Sabtu 22 Januari 2022, Waras Wasisto tak lagi menyinggung soal tsunami. 

 Baca Juga: HUMOR NETIZEN : Petunjuk Kesehatan di Usia 50 Tahun ke Atas

"Kalau ditanya siapa pasangan yang bakal mendampingi Plt Walikota Bekasi, masih jauhlah. Kan untuk menjadi definitif, status hukum walikota harus 'inchratct' dulu baru bisa definitif," ujar Waras saat ditanya awak media.***

Baca Juga: Prof Quraish Shihab: Bermohonlah kepada Allah, Bukan yang Lain. Jangan Mengada-ada. Begini Caranya!

Editor: Nur Aliem Halvaima

Terkini

Terpopuler