POSJAKUT - Sekitar 93 persen dari jumlah pekerja yang ada di pabrik smartphone OPPO di Bayur, Tangerang, Provinsi Banten adalah tenaga lokal yang tinggal di sekitar pabrik.
Dari jumlah sekitar 93 persen tersebut, mayoritas adalah pekerja wanita. Terutama di bidang produksi yang memerlukan ketekunan dan ketelitian.
Menurut Ziyad, HRD Manager PT Bright Mobile Telecommunication OPPO Indonesia, sejak menempati pabrik baru di Tangerang saat ini jumlah karyawan dalam kisaran 1000 orang.
Baca Juga: OPPO Bangun Pabrik di Tangerang Banten, Ini Pertama Kali di Luar Tiongkok
"Tapi itu juga tergantung dari permintaan pasar smartphone. Jika permintaan pasar meningkat, tentu dilakukan penerimaan karyawan lagi," kata Ziyad kepada wartawan di Tangerang, Selasa 18 Oktober 2022.
Demikian juga saat menghadapi hari besar dan liburan, seperti lebaran, tahun baru dan natal. Permintaan perangkat OPPO. meningkat sehingga bisa sampai 4 lini produksi, atau 2 shift pergantian jam kerja karyawan.
Seperti diberitakan POSJAKUT, perwakilan perusahaan gadget atau handphone OPPO Indonesia, mengundang awak media berkunjung ke pabrik OPPO di Bayur, Tangerang, Provinsi Banten.
Baca Juga: Laporan Firma IDC, OPPO Tercatat Sebagai Penguasa 'Market Share' di Indonesia Sekarang Ini
Awak media diajak berkeliling melihat proses produksi Smartphone OPPO, dimulai di ruang "warehouse" dan "supermarket" tempat menyimpan bahan untuk diproduksi.
Selama kunjungan ke pabrik OPPO tersebut, awak media dipandu oleh Jefry Firman de Haan Business Performance Manager PT Bright Mobile Telecommunication.
Juga Ziyad HRD Manager, Ernia Lestari Operation Produksi, Mohammad N As'ad Production Manager dan Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia.
Baca Juga: OPPO Care, Paket Perlindungan Tambahan untuk Gadget dari Ancaman Layar Pecah atau Retak
Sekedar diketahui, inilah pertamakali di luar Tiongkok, OPPO membangun pabrik Baru di Bayur Tangerang Banten.
"Pendirian pabrik baru ini membuktikan komitmen OPPO untuk mendukung eksosistem Industri yang lebih baik, dan juga mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia,” kata Aryo Meidianto. ***