TAUSIYAH: Adab Menasehati dan Dinasehati (3)

- 13 Mei 2022, 08:25 WIB
ILUSTRASI : Acara keagamaan di Stadion JIS Jakarta Utara, salah satu wadah tempat menyampaikan nasehat
ILUSTRASI : Acara keagamaan di Stadion JIS Jakarta Utara, salah satu wadah tempat menyampaikan nasehat /Nur Aliem Halvaima /Foto dok : Kominfotik JU / Posjakut

Celaan dan hinaan tidak menjadi halal ketika memberi nasehat kepada orang yang jatuh pada kesalahan. Celaan dan kata-kata kotor bukanlah akhlak seorang Mukmin. 

Baca Juga: TAUSIYAH : Adab Menasehati dan Dinasehati (2)

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

ليسَ المؤمنُ بالطَّعَّانِ ولا اللَّعَّانِ ولا الفاحِشِ ولا البذَيُّ

“Seorang Mukmin bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka bicara kotor dan suka bicara jorok" (HR. Tirmidzi no.1977).

Dan janganlah menganggap remeh perkataan yang buruk dan menyakiti hati orang lain. Karena bisa jadi perkataan itu bisa menyeret kita ke dalam neraka sangat dalam. 

Baca Juga: TAUSIYAH : Mengapa Harus Ijtihad? Ini Dalilnya!

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

(إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ لاَ يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِي بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِي النَّارِ) وصححه الألباني في صحيح الترمذي .

“Sesungguhnya seorang hamba ketika berbicara dengan perkataan yang dianggap biasa, namun akan menyebabkan ia masuk neraka 70 tahun" (HR. Tirmidzi no. 2314).

Halaman:

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini