POSJAKUT - Senin, 25 April 2022, Twitter dikabarkan sedang bersiap untuk diakuisisi oleh CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk seharga $44 miliar USD, menurut laporan Reuters.
Bahkan sebelum dibeli, Elon telah mengumumkan rencananya yang kontroversial untuk memulihkan akun Mantan Presiden AS Donald Trump yang ditangguhkan secara permanen pada Januari 2021 lalu oleh Twitter.
Milyader yang aktif nge-tweet itu juga mengatakan rencana pengembalian akun Trump sebagai bagian dari wacananya untuk memperkecil frekuensi penangguhan permanen (permanent suspension) di Twitter dan menegakkan "kebebasan berpendapat."
Merespon pada hal ini, Walikota London Sadiq Khan mendesak Elon Musk untuk mempertimbangkan apakah akan membiarkannya kembali di Twitter.
Sadiq mengatakan bahwa periode Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat menyebabkan peningkatan pelecehan rasial.
Sarannya tersebut ia sampaikan kepada Elon dalam pidatonya di Universitas Stanford mengenai misi perdagangannya ke AS.
"Mari kita tunggu dan lihat apakah Donald Trump telah belajar dari kesalahannya," kata Sadiq kepada mahasiswa Stanford. “Jika Donald Trump akan menggunakan Twitter secara bertanggung jawab, saya pikir itu baik-baik saja.”
"(Namun) Jika dia melanggar aturan, harus ada konsekuensinya dan kita tidak bisa menerima situasi di mana orang berpikir media sosial adalah tempat orang berperilaku tidak bertanggung jawab, di mana Anda melihat peningkatan bukan hanya rasisme, seksisme, dan kebencian terhadap wanita, tetapi juga perpecahan."
Artikel Rekomendasi