Anies Baswedan Percaya Tak Ada Niat Framing Buruk Kompas: BERBAGI CERITA

- 10 September 2022, 20:45 WIB
Anies Baswedan percaya Pemimpin Kompas, koran itu lalai. Foto: Artikel Kompas  dengan illustrasi Anies Baswedan./facebook.
Anies Baswedan percaya Pemimpin Kompas, koran itu lalai. Foto: Artikel Kompas dengan illustrasi Anies Baswedan./facebook. /Facebook Anies Baswedan/


POSJAKUT -- Anies Baswedan menyatakan dirinya mempercayai penjelasan pemimpin Kompas, bahwa pemuatan fotonya sebagai illustrasi pada artikel Kompas, Kamis 8 September 2022, berjudul "Korupsi Bukan Lagi Kejatan Luar Biasa" adalah kelalaian, tak ada niat framing buruk.

Di bawah ini redaksi POSJAKUT menurunkan lengkap tulisan Gubernur DKI Jakarta itu  dalam rubrik BERBAGI CERITA. 

KEMARIN, sehari sesudah memenuhi undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberikan keterangan terkait Formula-E, saya menerima banyak pesan memberitahukan tentang berita yg dimuat di Harian Kompas.

Judul beritanya besar: Korupsi Bukan Lagi Kejahatan Luar Biasa. Isinya mayoritas ttg pembebasan bersyarat 23 narapidana tipikor. Terdapat pula kolom berisi daftar napi tipikor yg dibebaskan.

Yang aneh: yang terpampang adalah foto Gubernur DKI. Tidak ada hubungan dengan topik yang ditulis di dalam artikel.

Di bagian akhir artikel terdapat tiga paragraf kecil tentang kedatangan Gubernur DKI ke KPK, yg juga tidak ada hubungan dengan topik beritanya.

-Baca Juga: Gubernur Jakarta Anies Baswedan Sudah Masuk Radar PKS untuk Capres 2024

Media memang memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi, opini dan perasaan pembacanya. Karena memiliki kekuatan besar inilah maka media harus memiliki tanggung jawab yang besar pula.

Media sebagai pilar demokrasi bukannya tidak boleh berpihak. Sebaliknya, ia justru harus berpihak, pada kebenaran, keadilan, dan objektivitas.

Tanggung jawab media memang berat, karena risiko dampak salah langkahnya pun besar.

Kemarin, beberapa pemimpin Kompas menjelaskan pada saya, bahwa penempatan foto itu adalah kelalaian, tak ada niat framing buruk.

-Baca Juga: Daftar Anggota 'Bronies', Komunitas Pendukung Anies Baswedan Jadi Presiden 2024, Siapa Saja?

Memang disayangkan kesalahan mendasar seperti itu terjadi di media seperti Kompas yang pastinya memiliki mekanisme pengawasan berlapis.

Hari ini, Kompas memasang berita baru yg menjelaskan secara lebih objektif terkait kedatangan saya ke KPK. Kompas hari ini memberi contoh kepada Kompas kemarin tentang bagaimana sebuah berita seharusnya ditulis.

Dahulu, Kompas sebenarnya hendak diberi nama Bentara Rakyat. Namun Bung Karno memberi usul nama Kompas, karena kompas adalah penunjuk arah dan jalan.

Kita berharap, filosofi nama Kompas ini terus dijaga. Apabila sebuah kompas berfungsi baik, maka kita lancar dan selamat mengarungi perjalanan.

Apabila jarumnya terpengaruh oleh magnet (polar), maka ia tak lagi dapat menjadi penunjuk arah.

-Baca Juga: Gubernur Anies: Jakarta Memiliki Kebijakan Zero-Tolerance Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan

Saya memilih mempercayai penjelasan pemimpin di Kompas dan, walau banyak yg menyarankan, saya memilih tidak membawa masalah ini kepada Dewan Pers.

Namun, saya memilih tetap menyampaikan catatan ini pada publik agar bisa menjadi pengingat bagi kita semua dalam bernegara dan berdemokrasi.***

Editor: Ramli Amin

Sumber: Face Book Anies Baswedan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x