Hasil Hitungan Bappenas: Sampai Tahun 2045 Indonesia Masih Menjadi Negara Berpendapatan Menengah

- 25 Agustus 2022, 23:00 WIB
Hasil Hitungan Bappenas: Sampai Tahun 2045 Indonesia Masih Menjadi Negara Berpendapatan Menengah, dari webinar Nasional Universitas Paramadina
Hasil Hitungan Bappenas: Sampai Tahun 2045 Indonesia Masih Menjadi Negara Berpendapatan Menengah, dari webinar Nasional Universitas Paramadina /Nur Aliem Halvaima /Foto : Humas Universitas Paramadina/ Posjakut/

POSJAKUT - Berbagai tanggapan menarik dari Webinar Nasional mengangkat tema "Transformasi Ekonomi Pasca Covid-19 Untuk Meningkatkan Kesejahteraan" kerjasama Universitas Paramadina dengan Asosiasi Profesor Indonesia (API), Kamis 25 Agustus 2022.

Salah satunya dari narasumber Amalia Adininggar Widyasanti, Ph.D - Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas.

Amalia menyatakan bahwa ekonomi Indonesia harus tumbuh tinggi untuk mengembalikan pada trajectory PDB sebelum krisis. 

"Hasil hitungan kami di Bappenas dengan pertumbuhan rata-rata 6% maka kita baru bisa mengembalikan trajectory PDB tanpa krisis itu kira-kira di tahun 2029."

Baca Juga: Menteri Suharso Monoarfa: Tugas Besar Bangsa Indonesia adalah Melakukan Transformasi Ekonomi

Tanpa transformasi ekonomi ungkap amalia, sulit bagi Indonesia untuk lepas dari middle income trap, dengan hanya rata-rata pertumbuhan 5% maka Indonesia tidak akan mencapai negara berpendapatan tinggi sebelum 2045.

Bahkan sampai 2045 pun kita masih menjadi negara berpendapatan menengah atau middle income country. 

Redesain transformasi lanjut Amalia, ekonomi pasca covid 19 ini sangat urgent karena transformasi ekonomi ini dibutuhkan untuk mengembalikan tingkat kemiskinan di bawah satu digit dan segera mengeluarkan penduduk Indonesia dari rentan ekstrim poverty. 

Untuk mewujudkan visi Indonesia 2045 ia menyarankan keharusan bertransformasi, dan aspek fundamental dari transformasi ekonomi yang harus disiapkan dari sekarang berkaca pada pengalaman beberapa negara yang berhasil keluar dari MIT seperti Jepang, Korea, dan China. 

Halaman:

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x