Tim SAR Gabungan Prioritaskan Pencarian 22 Korban Hilang Pasca Erupsi Gunung Semeru

- 7 Desember 2021, 22:40 WIB
Tim SAR gabungan menggali material guguran awan panas Gunung Semeru saat pencarian korban yang tertimbun material tersebut di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Selasa 7 Desember 2021.
Tim SAR gabungan menggali material guguran awan panas Gunung Semeru saat pencarian korban yang tertimbun material tersebut di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Selasa 7 Desember 2021. /ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc

POSJAKUT – Memasuki hari ke-4 pasca erupsi Gunung Semeru, tim SAR gabungan masih mencari 22 warga yang hilang. Tim gabungan dibawah koordinasi Basarnas ini menargetkan waktu pencarian korban satu minggu.

"Korban yang masih dinyatakan hilang berjumlah 22 orang. Upaya pencarian difokuskan di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan," kata Komandan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas Guguran Gunung Semeru Irwan Subekti pada konerensi pers, Selasa 7 Desember 2021.

Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf. Irwan Subekti itu menambahkan, pencarian pagi hingga sore dengan memperhatikan cuaca di Lumajang. Hampir setiap hari, setiap sore rata-rata turun hujan. Upaya pencarian sangat dipengaruhi kondisi hujan di lapangan.

 Baca Juga: Pasca Erupsi, Badan Geologi Perbarui Peta KRB dan Siapkan Teknologi Hitung Volume Material Puncak Semeru

Upaya pencarian warga yang masih dinyatakan hilang akan mengoptimalkan kemampuan para personel di lapangan, yang juga dibantu dengan alat berat.

Ia pun selalu mengingatkan kewaspadaan terhadap kondisi material vulkanik yang masih panas dan kondisi hujan di puncak gunung agar terhindar dari banjir lahar dingin.

Irwan mengatakan, posko memprioritaskan pada operasi pencarian dan penanganan warga yang mengungsi.

Baca Juga: Masih Ada Warga Jakarta Abai Masker, Satpol PP Kumpulkan Denda Rp3 Juta Lebih

Terkait dengan penambang pasir yang hilang, pihaknya akan memastikan identitas korban yang saat ini masih dalam proses identifikasi. Dari jumlah korban meninggal sebanyak 34 orang, 10 di antaranya belum teridentifikasi.

Irwan juga menyebutkan warga yang mengungsi berjumlah 4.250 jiwa, yang tersebar pada beberapa titik di Kabupaten Lumajang dan hanya ada 1 titik, masing-masing di Kabupaten Malang dan Blitar.

Distribusi penyintas di beberapa wilayah Kabupaten Lumajang meliputi warga mengungsi di Kecamatan Candipuro 1.733 jiwa, Pasirian 974, Tempeh 400, Pronojiwo 295, Lumajang 199, Pasrujambe 197, Sukodono 191, Sumbersuko 67, Jatiroto 56, Yosowilangun 28, Ranuyoso 26, Rowokangkung 16 dan Gucialit 8.

Baca Juga: Diungkapkan Warga ke Presiden, Kiamat Semeru Seperti Tiba-Tiba, Ternyata Erupsinya Lebih Besar

Sementara itu, Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq menambahkan, pemerintah daerah berupaya untuk memberikan pelayanan kepada para penyintas secara optimal.

Ia menyampaikan untuk penanganan jangka pendek, menengah dan panjang warga di tempat pengungsian, pihaknya akan memindahkan warga yang mengungsi ke fasilitas-fasilitas pendidikan, seperti SD, SMP dan SMA di Lumajang.

“Tempat pengungsian sekarang berada di beberapa fasiltias umum balai desa dan kecamatan, selanjutnya akan direlokasi ke sekolah. Saat ini kami sedang menginvetaris sekolah SD, SMP dan SMA yang bisa digunakan sebagai tempat penampungan,” ujar Thoriqul.***

Editor: Mulya Achdami


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini