PBB Desak 194 Negara Anggota Percepat Vaksinasi Antisipasi Serangan Omicron

- 30 November 2021, 00:02 WIB
Jarum suntik medis dan botol terlihat di depan teks Omicron
Jarum suntik medis dan botol terlihat di depan teks Omicron /Pavlo Gonchar/ANTARA

 

POSJAKUT -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan dunia risiko virus corona varian Omicron kemungkinan akan menyebar secara internasional dan menimbulkan risiko infeksi global "sangat tinggi".

"Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya mengkhawatirkan dampak potensialnya pada lintasan pandemi," kata WHO pada Senin 29 November 2021, dilansir Reuter.

Seiring dengan haal tersebut, Badan PBB itu mendesak 194 negara anggotanya untuk mempercepat vaksinasi kelompok prioritas tinggi dan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus, guna "memastikan rencana mitigasi tersedia" untuk mempertahankan layanan kesehatan penting.

Baca Juga: Duduk Terlalu Lama Selain Sebabkan Kanker, tapi juga Beberapa Risiko Kesehatan Lain. Mau Tahu? Simak Yuk….

Namun hingga saat ini, belum ada laporan kematian terkait varian Omicron, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai kemampuan Omicron bertahan dari perlindungan vaksin dan infeksi sebelumnya.

Badan Kesehatan Dunia itu menyebutkan meningkatnya kasus, terlepas dari perubahan tingkat keparahan, dapat menimbulkan tuntutan besar pada sistem perawatan kesehatan dan dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas.

"Dampaknya pada populasi yang rentan akan sangat besar, terutama di negara-negara dengan cakupan vaksinasi yang rendah," kata WHO.

WHO, dalam panduan terbarunya, menegaskan kembali bahwa negara-negara harus menggunakan "pendekatan berbasis risiko untuk menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional secara tepat waktu".

Baca Juga: HADITS SHAHIH: Beginilah Kondisi Rumah Bagaikan Kuburan Menurut Nabi Muhammad SAW

Munculnya beberapa mutasi lonjakan protein dalam domain pengikatan reseptor menunjukkan bahwa Omicron sepertinya memiliki kemungkinan tinggi untuk lolos dari kekebalan dari perlindungan yang dimediasi antibodi. Namun, potensi untuk menghindar dari kekebalan yang dimediasi sel lebih sulit diprediksi.

"Secara keseluruhan, ada ketidakpastian yang cukup tinggi dalam menentukan besarnya potensi Omicron melawan kekebalan," ujar WHO.

"Kasus dan infeksi COVID-19 diperkirakan terjadi pada orang yang divaksin, meskipun dalam proporsi yang kecil dan dapat diprediksi," ujar WHO.

Baca Juga: Jumantik Harus Jadi Garda Terdepan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah

Varian ini pertama kali dilaporkan ke WHO pada 24 November dari Afrika Selatan, di mana infeksi telah meningkat tajam.

Sejak itu, varian tersebut telah menyebar ke seluruh dunia, di mana kasus-kasus baru ditemukan di Belanda, Denmark, dan Australia, bahkan mendorong lebih banyak negara untuk memberlakukan pembatasan perjalanan dan berusaha menutup diri.

Jepang pada Senin mengumumkan rencana untuk menutup perbatasannya bagi pelaku perjalanan asing, menyusul tindakan serupa oleh Israel.***

Editor: Mulya Achdami


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini