Petugas Pos Indonesia pun Seringkali Dibuat Pusing Jika Alamat Berbeda dengan Google Map

- 26 Agustus 2022, 11:06 WIB
Petugas Pos Indonesia pun Seringkalu Dibuat Pusing Jika Alamat berbeda dengan Google Map
Petugas Pos Indonesia pun Seringkalu Dibuat Pusing Jika Alamat berbeda dengan Google Map /foto ANT

POSJAKUT -- Petugas Pos Indonesia mengaku tidak kesulitan dengan adanya perubahan nama jalan di DKI Jakarta dan mencari alamat yang terletak di jalan-jalan utama.

Meski begitu diakui memang banyak ketidaksesuaian alamat dengan lokasi, biasanya terjadi saat melakukan pengantaran barang kiriman ke alamat di lingkungan permukiman warga. 

Petugas Lapangan Kantor Pos Jakarta Utara Semper, Riyanto mengaku perubahan nama jalan yang ada di wilayah kerjanya tidak berdampak terhadap proses pengiriman. Ketidaksesuaian alamat justru biasa terjadi di alamat lingkungan permukiman warga.

Baca Juga: Siap-siap Tarif Ojek Online Segera Naik, Dampak Keputusan Dirjen Hubdar Kemenhub

"Kalau di jalan besar kita tidak ada masalah. Biasanya masalah itu di jalan lingkungan atau permukiman," kata Riyanto seperti dikutip dari beritajakarta.id., Jumat 26 Agustus 2022

Pria yang sudah bekerja sebagai petugas pos sejak 16 tahun lalu, saat dirinya melakukan pengiriman ke alamat di Jalan Belibis Kelurahan Semper Barat, beberapa waktu lalu. Pengirim mencantumkan nama jalan tujuan berbeda.

Pencantuman nama jalan yang berbeda itu memungkinkan karena pengirim mengacu pada alamat sesuai dengan penamaan di google maps.

 Baca Juga: Beroperasi Ilegal di Indonesia, Sejumlah Aplikasi Game Online dan PayPal Diblokir

Dalam kondisi seperti ini kata Riyanto, memang agak memibungkan, karena harus mencocokkan kembali alamat dengan RT/RW lokasi tujuan. Setelah dicocokkan dengan RT/RW pihaknya baru menghubungi pengirim dan mencocokkan agar tidak terjadi salah kirim.

Persoalan tersebut menurutnya juga dialami oleh beberapa petugas Pos lainnya dan petugs dari pengantar belanja online. Apalagi mereka bekerja untuk wilayah itu belum begitu lama, pasti akan bingung.

Riyanto berharap, selain Pemprov dapat melakukan melakukan penomoran rumah secara teratur, ia juga ingin adanya sosialisasi yang massif bila ada perubahan nama jalan di suatu lokasi.

Baca Juga: Gaya Hidup Baru Masa Pandemi, Belanja Online Hidupkan Usaha E-Commerce di Perkotaan

"Kita sih berharap ada satu acuan yang selaras dan disosialisasikan secara massif agar dipahami masyarakat," kata Riyanto.mengeluhkan banyak penomoran rumah yang loncat-loncat hingga membingkungkan mereka terutama di daerah padat pendduk di Jakarta Barat.

Selain itu banyak jalan baru yang dibangun warga yang jika tidak diatur secara tertib akan menyulitkan para petugas pengantara barang.

Baca Juga: Kemendikbud Ristek Terapkan Program Baru. Namanya 'SIPLah' Belanja Online Kebutuhan Sekolah

Seperti diketahui, NielsenIQ mencatat jumlah konsumen belanja online di Indonesia yang menggunakan e-commerce mencapai 32 juta orang pada 2021. Jumlahnya meningkat 88 persen dibandingkan 2020 yang hanya 17 juta orang.

Menrut Direktur Nielsen Indonesia Rusdy Sumantri jumlah konsumen belanja online yang paling tainggi peningkatannya terjadi di Jakarta, karena pengguna internet di Indonesia naik 32 persen dari 34 juta menjadi 45 juta orang sepanjang tahun ini.

Karena itu selain mengurutkan kembali penomoran rumah dan nama jalan, juga disesuaikan dengan google map terbaru hingga menudahkan petugas kurir. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: posjakut/jktgoid


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini