Presiden Bertemu Direktur Pelaksana IMF di Istana Bogor, Hartanto: Potensi Resesi Indonesia 3 Persen

- 17 Juli 2022, 19:00 WIB
Beberapa negara masuk resesi, tapi Indonesia potensi resesinya dibanding negara lain relatif sangat kecil yaitu hanya sebesar tiga persen
Beberapa negara masuk resesi, tapi Indonesia potensi resesinya dibanding negara lain relatif sangat kecil yaitu hanya sebesar tiga persen /foto ant

POSJAKUT – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai situasi domestik Indonesia  saat ini relatif baik di saat beberapa negara memasuki resesi, bahkan potensi resesinya dibanding negara lain relatif sangat kecil.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, potensi Indonesia untuk mengalami resesi ekonomi itu relatif  kecil hanya sekitar 3 persen  dibanding negara lain.

Dalam pertemuan dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva bersama tim di Istana Bogor, Airlangga mengatakan Presiden Jokowi menyampaikan perekonomian Indonesia dalam kondisi baik.

Baca Juga: Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada Lakukan Mogok Pertemuan G20, Kepala IMF Angkat Suara!

"Indonesia melihat bahwa situasi domestik kita relatif baik. Beberapa negara masuk resesi, tapi Indonesia potensi resesinya dibanding negara lain relatif sangat kecil yaitu hanya sebesar tiga persen," kata Menko Airlangga usai mendampingi Presiden Jokowi minggu 17 Juli 2022.

Presiden Joko Widodo menyebut inflasi domestik saat ini berada di angka 4,2 persen, pertumbuhan ekonomi 5,01 persen, dan rasio utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) sebesar 42 persen.

Padahal kata presiden beberapa negara utang terhadap PDB-nya mencapai 100 persen. Selain itu, defisit anggaran masih terkendali di sekitar empat persen, neraca perdagangan yang selama 26 bulan juga sudah mengalami surplus dan cadangan devisa Indonesia sebanyak 135 miliar dolar AS.

Baca Juga: Bank Rusia Bekukan Cadangan Devisa, IMF Peringatkan Kemungkinan Default Utang Negara

Presiden menyampaikan harapan agar IMF dapat selalu mendukung kepemimpinan Indonesia selama rangkaian Presidensi G20 Indonesia pada 2022.

Presiden, kata Airlangga, juga mengutarakan pandangan mengenai prospek suku bunga global di tengah meningkatnya inflasi dunia dan dampaknya terhadap investasi.

Indonesia berharap emerging countries dan narasi dari IMF tetap positif tentang Indonesia karena dikhawatirkan inflasi yang menaik di beberapa negara, tingkat suku bunga akan masuk rezim baru yakni kenaikan suku bunga global yang mempengaruhi investsi yang dibutuhkan Indonesia.

Baca Juga: El Salvador Mengadopsi Bitcoin Sebagai Mata Uang Resmi Negara, IMF Turun Tangan

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo wqqt menerima Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Istana Bogor, Ahad 17 Juli 2022 didampingi Menteri Keuangan Sri Milyani dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto.

Menurut Hartarto ada beberapa catatan yang disampaikan Presidenn kepada IMF. Antara lain terkait kondisi perekonomian Indonesia, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, dan presidensi G20 Indoensia.

Baca Juga: Hasil Survei INDEF Sebut Gelaran Jakarta E-Prix Memberi Dampak Ekonomi Jakarta Rp2,6 Triliun

Presiden juga menyampaikan defisit APBN masih sekitar empat persen dan neraca perdagangan Indonesia selama 26 bulan surplus. Sementarai terkait penanganan Covid-19, Presiden Jokowi menyampaikan vaksinasi Covid-19 sudah tinggi.

Dosis pertama sudah lebih dari 90 persen dan dosis kedua lebih 80 persen dan booster tengah digenjot peningkatannya. Upaya ini membuat Indonesia lebih tahan terhadap pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum berakhir.

Sementara, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgiev menyampaikan harapan agar Indonesia bisa berperan banyak melalui Presidensi G20. Khususnya untuk penanganan konflik di Ukraina. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: Antara


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah