Doa Ketika Harapan Kita Terwujud, dan Bagaimana Kalau Doa Belum Terkabul?

- 19 Mei 2022, 10:15 WIB
Ilustrasi doa agar segala hajat bisa dikabulkan Allah SWT. /Freepik
Ilustrasi doa agar segala hajat bisa dikabulkan Allah SWT. /Freepik /jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com/

POSJAKUT -- Sering kali kita mendapati doa kita terwujud atau harapan kita terjadi. Apapun itu, kita dianjurkan untuk bersyukur dan memuji Allah atas permintaan yang terkabul atau harapan yang terwujud.

Imam Al-Ghazali mengutip doa (tahmid) yang seharusnya dibaca saat permintaan telah terkabul. (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 409)  

                                                                                        Alhamdulillāhil ladzī bi ‘izzatihī wa jalālihī tatimmus shālihātu.

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang dengan kemuliaan dan kebesaran-Nya kebaikan-kebaikan itu menjadi sempurna.”

-Baca Juga: JADWAL SHALAT: Untuk Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi

Sayyid Muhammad Az-Zabidi dalam Kitab Ithafus Sadatil Muttaqin (Syarah Ihya Ulumiddin) mengatakan, hadits ini diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Sayyidatina Aisyah ra dan Ibnu Majah. (Az-Zabidi, Ithaf, [Beirut, Muassasatut Tarikh Al-Arabi: 1994 M/1414 H], juz V, halaman 105).

Doa ini, kata Az-Zabidi, merupakan pujian kepada Allah ketika hajat seseorang terkabul, sembuh dari penyakit, tiba di tujuan perjalanan dengan selamat, atau berbagai hajat lainnya. Wallahu a’lam.

 

DOA SAAT KENYATAAN BELUM SESUAI HARAPAN

Doa dan permintaan kita adakalanya tertunda atau belum terkabul. Harapan kita belum terwujud karena ada sebab-sebab zahir yang tidak mendukung pemenuhan harapan kita.

-Baca Juga: Orang Miskin Adalah Utusan Allah, Kata Sayyidina Ali. Ini Butir -Butir Hikmahnya

Ketika permintaan belum terkabul, doa belum terwujud, dan kenyataan belum sesuai harapan, kita tetap dianjurkan untuk berdoa, memuji Allah.

Bentuk ungkapan doa dan pujian kepada Allah ini termaktub dalam kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali (Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 409)

Alhamdulillāhi ‘alā kulli hālin. Artinya: “Segala puji bagi Allah atas segala hal.”

Sayyid Muhammad Az-Zabidi dalam Kitab Ithafus Sadatil Muttaqin (Syarah Ihya Ulumiddin) mengatakan, hadits ini diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Sayyidatina Aisyah ra dan Ibnu Majah. (Az-Zabidi, Ithaf, [Beirut, Muassasatut Tarikh Al-Arabi: 1994 M/1414 H], juz V, halaman 105).

-Baca Juga: Rifdah Farnidah Juara 1 Kompetisi Internasional Musabaqah Hifzh al-Quran

Doa ini, kata Az-Zabidi, secara umum merupakan pujian kepada Allah ketika kita menyaksikan sesuatu yang kurang kita sukai.

Tetapi doa ini dapat dibaca ketika hajat kita belum terkabul, belum sembuh dari penyakit, atau berbagai kenyataan lainnya yang belum sesuai harapan dan doa. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)  ***

Sumber: nu online/20022

 

 

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x