KULTUM RAMADHAN: Lailatul Qadar yang Sempit? Ini Telaahan Quraish Shihab

- 26 April 2022, 06:35 WIB
Cendekiawan Muslim ahlitafsir Al Quran Prof DR Quraish Shibab.
Cendekiawan Muslim ahlitafsir Al Quran Prof DR Quraish Shibab. /instagram/

“Apa yang menjadikan engkau tahu tentang lailatul qadar, kamu tidak bisa tahu,” tutur penulis buku Membumikan Al-Qur’an itu.

Dijelaskannya, semua kata wa maa adraaka itu menggambarkan bahwa akal manusia tidak mampu untuk menjangkaunya.

Oleh sebab itu, Prof Quraish menyarankan, ketika berbicara soal lailatul qadar maka merujuklah kepada Al-Qur’an atau penjelasan Nabi Muhammad saw.

“Tidak bisa diakal-akali,” tegas pengarang Tafsir Al-Misbah itu.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, dalam Al-Qur’an terdapat dua indikator terjadinya lailatul qadar. Kedua hal itu adalah, turunnya malaikat ke bumi dan rasa damai.

“Tanazzalul malaa-ikatu warruhu fiiha bi idzni rabbihim min kulli amr, selanjutnya, salaamun hiya hattaa mathla’il fajr.

Dua indikator ini yang menentukan lailatul qadar,” jelas tokoh kelahiran 16 Februari 1944 itu.

-Baca Juga: Direktur Pascasarjana PTIQ: Perbanyak Ibadah di Akhir Ramadhan Untuk Mendapat Ganjaran yang Berlipat

Kehadiran malaikat, terang dia, dapat diketahui dengan menguatnya jiwa-jiwa manusia untuk melakukan kebaikan. “Karena malaikat itu fungsinya mendorong orang kepada kebaikan,” terang penulis buku Lentera Hati itu.

“Jadi, apabila seseorang terdorong melakukan kebaikan, artinya orang itu sedang merasakan kehadiran malaikat,” imbuh dia.

Halaman:

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini