KULTUM RAMADHAN: Lailatul Qadar yang Sempit? Ini Telaahan Quraish Shihab

- 26 April 2022, 06:35 WIB
Cendekiawan Muslim ahlitafsir Al Quran Prof DR Quraish Shibab.
Cendekiawan Muslim ahlitafsir Al Quran Prof DR Quraish Shibab. /instagram/


POSJAKUT -- Pada bulan puasa terdapat satu malam istimewa yakni malam lailatul qadar.

Ada yang menyebutkan, malam yang kerap berjuluk malam seribu bulan dan dikaitkan dengan 10 hari terakhir Ramadhan ini sebagai malam yang sempit. Benarkah demikian?

Pakar tafsir ilmu Al Qur’an Profesor Muhammad Quraish Shihab membenarkan bahwa lailatul qadar merupakan malam yang sempit karena terlalu banyak malaikat yang turun ke bumi.

“Itu yang membuat lailatul qadar sempit, banyaknya malaikat yang turun ke bumi pada saat itu,” katanya dalam tayangan Shihab & Shihab NU online, Senin (25/4/22).

-Baca Juga: JADWAL IMSAKIYAH dan SHALAT: Untuk Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi

Tak hanya itu, ia juga menyebutkan dua hal lain yang menggambarkan lailatul qadar, yakni malam penentuan dan kemuliaan yang menjadikannya berjuluk sebagai malam seribu bulan.

“Salah satu yang paling ditentukan adalah diturunkannya Al-Qur’an, (dan) bisa juga yang berkaitan dengan kehidupan manusia,” beber cendekiawan muslim Indonesia itu.

“Begitupun dengan seribu bulan, mengapa seribu bulan? karena memang keindahannya tidak dapat dilukiskan,” sambung Prof Quraish.

Keindahan pada malam tersebut, menurut dia, tidak dapat dijangkau oleh akal manusia. Itu sebabnya dalam Al Qur’an tertulis, innaa anzalnaahu fii lailatil-qadr, dan dilanjutkan dengan ayat, wa maa adraaka maa lailatul-qadr.

-Baca Juga: Acara 'Bekasi Mengaji' Digelar di Jalan Protokol Ahmad Yani, Rabu 27 April 2022, Dihadiri 1000 Orang Peserta

Halaman:

Editor: Ramli Amin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x