Network
Apa Hubungan Puasa dengan Iman (2)?
Ketika seseorang masuk ke medan pertarungan melawan setan, berarti dia masuk ke dalam pertempuran yang tidak pernah berakhir.
Untuk memenangkan pertarungan ini, ia harus membekali diri dengan iman yang kokoh. Sebab jika imannya lemah dia tidak bisa istiqamah.
Maka ketika Allah SWT memanggil di awal ayat: yaa ayuuhal ladzina aamanuu, itu maksudnya adalah orang-orang benar-benar jujur dalam imannya. Bukan orang-orang munafik yang pura-pura beriman.
-Baca Juga: TAUSIYAH : Nasihat Ulama dan Hadits Nabi tentang Masa
Sebab, tidak mungkin seseorang yang tidak jujur dalam imannya, bisa melaksanakan ibadah puasa dengan jujur. Dari sini tampak rahasia firman Allah dalam hadits Qudsi:
“Semua amal manusia untuk dirinya sendiri kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku akan memberi langsung pahalanya.” (HR.Bukhari).
Perhatikan, betapa puasa merupakan bukti kejujuran iman seseorang sehingga Allah SWT mengagungkannya, dan terlibat langsung untuk memberikan pahala kepada pelakunya.
Ketiga, puasa ramadhan adalah salah satu pilar utama ajaran Islam. Untuk menegakkan pilar ini secara kokoh, tidak mungkin dilakukan oleh seseorang yang tidak beriman, atau yang pura-pura beriman.
Artikel Rekomendasi