KH Jamalullail Lc: 'Syukuri Kemerdekaan, Hormati Perjuangan Pahlawan!'

17 Agustus 2022, 05:30 WIB
KH Jamalullail Lc: 'Syukuri Kemerdekaan, Hormati Perjuangan Pahlawan!' (Foto : Chotim Wibowo/ POSJAKUT) /Nur Aliem Halvaima /

POSJAKUT - Ada hal penting 'diselipkan' saat kajian rutin Kitab Sohih Muslim di Masjid Agung Al Barkah, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa malam 16 Agustus 2022.

Penting karena menyangkut kemerdekaan bangsa yang diperingati bangsa ini setiap tanggal 17 Agustus.

"Saya anggap penting karena kemerdekaan ini harus kita syukuri," kata Almuhadits KH. Jamalullail Lc, pengasuh.

Maka, setelah pembahasan hadits terkait shalat sunah qudum, kemudian disampaikan.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Nurul Islam, Mesjid di Kawasan Islamic Centre Bekasi

Wawasan kebangsaan ini sangat penting dipahami oleh jamaah dalam mensyukuri kemerdekaan. Tanpa kemerdekaan, katanya, belum tentu bisa ngaji di masjid ini.

Perayaan atau peringatan kemerdekaan, merupakan peringatan kelahiran bangsa. Tidak bid'ah

Disinggung masalah hormat bendera, ketika satu saat pernah muncul ada saudara kita yang menolak hormat bendera yang dikaitkan dengan syirik. Hal yang sangat memprihatinkan.

"Tidak ada syirik kalau kita hormat bendera," katanya.

Baca Juga: Milad ke-29 Islamic Centre Bekasi, Gelar Acara Ngopi Sambil Baca Puisi, Hadir Yuk Rabu 17 Agustus!

Apalagi kita hormat dan menghargai atas jasa pahlawan yang banyak juga para ulama, para syuhada, yang patut dihargai. Bendera adalah simbol perjuangan.

Di masa Rasulullah juga ada penghargaan pada bendera ini. Saat itu disebut liwa, atau royan, 'alam. Itu artinya panji atau bendera. 

Seperti Rasulullah berpesan saat perang Mut'ah, perang antara pasukan muslim dengan Bizantium, jangan sampai liwa ini jatuh ke tanah, pertahankan meski dengan darah.

Atas perintah itu, sahabat pun mempertahankannya. Jafar Alghifari, Abdulah bin Rowah dengan Zaid bin Haritsah.

Baca Juga: Pengurus IPHI Kota Bekasi Bertekad Akan Menjadi Rumah Besar Bagi Para Haji

Ketiga sahabat ini syahid karena mempertahankan panji Rasulullah tetap bertahan tidak jatuh. Jadi bukan hanya sekedar hormat.

Apalah Rasulullah berbuat syirik? Sama sekali tidak mungkin. 

Inilah wawasan Islam dan wawasan kebangsaan. "Jangan terlalu dangkal dalam memahami sesuatu," katanya. ***

Editor: Nur Aliem Halvaima

Tags

Terkini

Terpopuler