Butuh Rp190 Triliun, PT MRT Jakarta Rancang 40 Persen Pembiayaan MRT Fase 3 dan 4 Libatkan Swasta

1 Juli 2022, 09:25 WIB
Elizabeth Line Inggris sukses karena ada kolaborasi keterlibatan sektor swasta dan pemerintah termasuk pembangunan stasiun dan depo nya /foto ant

POSJAKUT – Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), William Sabandar mengungkapkan pihaknya telah merancang pembiayaan pembangunan fase 3 (East-West Line) dan fase 4 MRT yang melibatkan sektor swasta. 

Menurut Dirut PT MRT pembangunan Jakarta East-West Line dan fase 4 ini menargetkan 40 persennya dibiayai sektor swasta.

Willian Subandar mengatakan pada pembangunan fase 1 dan fase 2 MRT secara keseluruhan pembiayaannya mengandalkan dukungan dari pemerintah.

 Baca Juga: Jakarta Jajaki Kersama dengan Korsel untuk Pembangunan MRT Fase 4 Sepanjang 12 Kilometer  

Sementara pihak Japan International Cooperation Agency (JICA) sebagai mitra pemerintah telah memberikan komitmen percepatan penyelesaian pembiayaannya fase 1 dan 2. 

JICA sendiri merupakan suatu program dukungan yang bertujuan mendorong pelaksanaan berbagai proyek pembangunan pada tingkat masyarakat akar rumput di berbagai negara berkembang yang diprakarsai oleh berbagai mitra pembangunan

“Karena itu untuk pembangunan MRT fase 3 (East-West line) dan fase 4 diusahakan pendanaannya 40 persen dari suasta,” kata Derektur utama PT MRT Jakarta William Subandar dalam keterangan Jumat 1 Juni 2022.

Baca Juga: Pembangunan MRT Fase 3 Balaraja-Cikarang Sepanjang 87 Kilometer Butuh Dana Rp160 Triliun

Menurut pria kelahiran 4 November 1966 itu belajar dari penglaman Elizabeth Line Inggris, mereka sukses karena ada keterlibatan sektor swasta. Jadi tidak murni mengandalkan pendanaan dari pemerintah. 

"Kita punya pembelajaran case dari Elizabeth Line Inggris, ada keterlibatan sektor swasta. Karena itu East-West line dan fase 4 diusahakan ada pendanaan dari swasta 40 persen," katanya.

William yang pernah merecoveri pembangunan Aceh dan Nias pasca tsunami itu mengatakan, saat kunjungan ke Inggris beberapa waktu lalu, pihaknya juga melakukan kunjungan ke Crossrail International pengelola Elizabeth Line di Inggris.

Baca Juga: Gandeng 2 Perusahaan Perancis, Pembangunan MRT Bunderan HI–Harmoni Tengah Lakukan Pengeboran Bawah Tanah 

Elizabeth Line merupakan jalur komuter yang menghubungkan bagian timur dan barat kota London.

Pembangunan jalur tersebut dikatakan William tidak semua dibiayai oleh negara. Seperti pembangunan sejumlah stasiun dan depo di Elizabet Line melibatkan swasta potensi swasta dengan keuntungan yang ditawarkan.

Secara keseluruhan pembangunan jalur Fase 3 (East-West Line) memiliki panjang sekitar 87 kilometer. Jalur MRT fase 3 yang akan membentang dari Cikarang, Bekasi hingga Balaraja, Tangerang ini termasuk dalam rute jalur Timur-Barat (Ujung Menteng-Kalideres) dengan total 49 stasiun.

Baca Juga: Kerajaan Inggris Tegaskan Komitmen Mendukung Pengembangan Jaringan MRT Jakarta  

Diperkirakan, anggaran pembangunan fase 3 MRT ini mencapai Rp 160 triliun. Namun menurut William Subandar beberapa lembaga peminjaman sudah memberikan pernyataan minat berinvestasi.

William menyebutkan misalnya, ada Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank, Japan International Cooperation Agency (JICA), dan pemerintah Inggris. 

Baca Juga: Pemerintah Jepang Berkomitmen Percepat Penyelesaian Pembangungan Fase 2 MRT Jakarta

Sedangkan pembangunan jalur Fase 4 Fatmawati - TMII memiliki panjang sekitar 12 kilometer diperkirakan membutuhkan anggaran antara Rp 22-30 triliun. Rencananya, pembangunan MRT Fatmawati-TMII mulai dilakukan tahun depan. 

William menyebutkan studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk MRT fase 4 telah diselesaikan pada Mei 2022 yang lalu. Apabila pendanaan sudah didapatkan, maka pembangunan akan segera dimulai.

MRT Fatmawati-TMII akan melintasi 10 stasiun yakni Fatmawati, Antasari, Ampera, Warung Jati, dan Tanjung Barat. Kemudian, Ranco, Jalan Raya Bogor, Tanah Merdeka, Kampung Rambutan, dan TMII. ***

Editor: Maghfur Ghazali

Terkini

Terpopuler