Jangan Paksa Anak-anakmu di Bawah Etiketmu: Sayyidina Ali

6 Juni 2022, 13:25 WIB
Jangan Paksa Anak-anakmu di Bawah Etiketmu. Begitu kata Sayyidina Ali/Ilustrasi ayah dan anak /4144132/pixabay/ /serangnews.pikiran-rakyat.com/

POSJAKUT – “Jangan paksa anak-anakmu di bawah etiketmu. Mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu.”

Demikian salah satu butir-butir hikmah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang terasa masih sangat relevan saat ini.

Kalimat di atas jelas ditujukan kepada orang-orangtua. Terasa betapa sangat relevannya butir-butir hikmah tersebut yang dikaitkan dengan perbedaan zaman.

Bayangkan, di era sekitar 1400 –an tahun lalu, Sayyidina Ali sudah bicara tentang perbedaan zaman. Bandingkan dengan keadaan sekarang, di mana kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seakan menjadikan dunia terlalu cepat berputar.

-Baca Juga: Sayyidina Ali: Kerakusan Mengeluarkan Adam dari Surga, Kedengkian Penyebab Qabil bunuh Habil

Jika Ali bin Abi Thalib menyebutkan perbedaan zaman antara orangtua dengan anak, sekarang perbedaan zaman yang terjadi sudah jauh lebih cepat. Zaman seorang kakak dengan adiknya, sudah berbeda.

Ini yang harus disadari para orangtua. Terutama tentunya, menyangkut pendidikan anak, masih banyak orangtua yang menekankan kepada anaknya, harus memilih jurusan ini, bukan jurusan itu. Harus begini, bukan begitu.

Bahkan dalam hal pekerjaan, dapat diambil sebuah contoh. Kecenderungan anak-anak sekarang, yang berbeda jauh dari orangtuanya. Anak-anak milenial, bekerja cenderung tak lagi memiliki “loyalitas” kepada korporat sebagaimana dianut para orangtuanya.

Anak-anak milenial, cenderung gampang pindah tempat bekerja. Orientasinya, siapa yang mampu memberinya yang “lebih baik”, itu yang dia pilih. Dan tentu saja ini karena dia dibekali tingkat kepercayaan diri (pede) yang tinggi.

-Baca Juga: Orang Pandai Mengenal Orang Bodoh Karena Ia Pernah Bodoh: Sayyidina Ali

Berikut butir-butir hikmah lainnya yang dikutip dari buku Al Hikam yang disusun dan diterjemahkan oleh Juman Rofarih;

131. Jika lisan adalah penerjemah seuatu yang terbersit di jiwa, maka seyogianya tak kau gunakan untuk sesuatu yang tak terbersit.

132. Waspadailah kekuasaan orang mulia saat lapar dan kekuasaan orang tercela saat kenyang.

133. Barang siapa tinggi jiwanya maka rendahlah nafsunya.

134. Kematian orang saleh adalah akhir yang membahagiakan bagi dirinya. Kematian orang jahat adalah akhir yang membahagiakan bagi orang lain.

135. Tak tahu kebaikan orang baik kecuali orang yang memiliki kebaikan.

136. Bentuk kelakuan buruk orang baik adalah saat ia menahan kebaikannya untukmu. Bentuk perbuatan baik orang buruk adalah saat ia berhenti mengganggumu.

-Baca Juga: Memelihara Anjing, Anjing Pemburu dan Tangkapannya: RENUNGAN

137. Jangan paksa anak-anakmu di bawah etiketmu. Mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu.

138. Seorang anak memiliki hak atas orangtua dan orangtua memiliki hak atas anak. Hak orangtua adalah dipatuhi oleh anak dalam segala hal selain urusan maksiat kepada Allah SWT. Hak anak adalah diberi nama yang patut, dididik secara baik, dan diajari Al Quran oleh orangtua.

139. Anak durhaka ibarat jari tambahan: jika dibiarkan memalukan; jika dipotong, menyakitkan.

140. Kau harus menyayangi anakmu dengan kadar lebih besar ketimbang kasih sayang anakmu kepadamu.***

Sumber: Al-Hikam Ali bin Abi Thalib,Serambi,2015

 

Editor: Ramli Amin

Tags

Terkini

Terpopuler