POSJAKUT - Orang pandai mengenali orang bodoh karena ia pernah bodoh. Begitu kata Sayyidina Ali ketika bicara soal orang pandai dan orang bodoh.
Menantu Rasulullah SAW ini ingin mengingatkan, sepandai apa pun orangnya, tentulah dia dulu juga pernah bodoh. Karena itu, makna kalimat ini sungguh, dapat diperdalam dan diperluas.
Agar orang pandai atau orang pintar itu jangan jumawa, sombong, karena merasa hebat. Orang pandai itu jangan menghardik orang bodoh dengan kata-kata ‘bodoh’ karena ia juga pernah bodoh. Orang pandai itu jangan bersikap mentang-mentang (Jawa: ojo dumeh).
Lebih jauh tentang nasihat terkait orang pandai dan bodoh ini, Sayyidina Ali juga melengkapinya dengan; Orang bodoh tak mengenali orang pandai karena ia belum pernah jadi pandai.
-Baca Juga: Sayyidina Ali Mengingatkan, Orang Bodoh Dikenali dengan 6 Hal, Ini Rinciannya
Nah, bagaimana mungkin orang bodoh diharapkan tahu banyak hal sebagaimana yang diketahui orang pandai?
Orang pandai, kalau berdebat, adu argumen, cari referensi (buku atau yang lain) untuk bahan rujukan.
Orang bodoh kalau berdebat, pokoknya mempertahankan keyakinan apa yang dia tahu dan yakini. Maka muncullah istilah “pokoe/ pokoknya”…dst.
Masih banyak lagi nasihat-nasihat Sayyidina Ali yang dijadikan sebagai butir-butir hikmah yang bisa dipetik jadi pelajaran hidup.
Artikel Rekomendasi