Gubernur Anies Sebut Sistem Integrasi Layanan JakLingko Berperan Turunkan Kemacetan di Jakarta

21 Februari 2022, 20:00 WIB
JakLingko atau sistem integrasi layanan transportasi umum berperan menekan indeks kemacetan lalu lintas di Ibu Kota /maghfur/antarafoto

 

POSJAKUT – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, sistem JakLingko yang  telah mengintegrasikan layanan tiket, rute hingga manajemen mampun mendorong keterjangkauan baik dari sisi harga dan jarak serta kenyamanan menggunakan transportasi di Jakarta.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan JakLingko atau sistem integrasi layanan transportasi umum berperan menekan indeks kemacetan lalu lintas di Ibu Kota karena program tersebut memberikan kenyamanan dan memudahkan jangkauan.

"Awal tahun 2018 kami memulai sebuah program yang namanya JakLingko," kata Anies ketika berbicara soal kemacetan dan polusi melalui akun Youtube pribadi yang dipantau di Jakarta, Sabtu 12 Maret 2022 kemarin.

Baca Juga: Walikota Ali Maulana Hakim, Senam Peregangan Harus Terus Disosialisasikan Agar ASN Sehat

Sistem JakLingko menurut anies telah mengintegrasikan layanan tiket, rute hingga manajemen sehingga mendorong keterjangkauan baik dari sisi harga dan jarak serta kenyamanan menggunakan transportasi.

Anies membeberkan jumlah pengguna angkutan umum selama setahun di Jakarta pada 2017 mencapai 144 juta dan meningkat menjadi 288 juta pada 2019. Begitu juga pengguna harian dari semula 350 ribu penumpang per hari menjadi satu juta penumpang per hari pada 4 Februari 2020.

"Dalam waktu kira-kira 2,5 hingga tiga tahun jumlah penumpangnya meningkat tiga kali lipat," jelas Anies Baswedan seperti dikutip dari LKBN Antara Ahad 13 Maret 2022.

Baca Juga: Sebagai Simbol Pindah ke Ibu Kota Nusantara, Presiden Dijadwalkan Tidur Dalam Kemah di Titik Nol 

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan jangkauan angkutan umum pada 2017 sebesar 42 persen meningkat menjadi 82 persen pada 2019, kemudian ditargetkan 95 persen pada 2022.

Anies juga menyebut jumlah rute juga bertambah menjadi 248 rute pada 2021 dari sebelumnya 109 rute serta jumlah armada bertambah dari semula 2.300 menjadi 4.100 armada.

"Ditambah lagi stasiun di Jakarta kami integrasikan. Jadi stasiun kereta api dengan kendaraan angkutan darat itu disiapkan fasilitasnya untuk menjadi satu kesatuan," tutur Anies.

Baca Juga: Tunggu 6 Perpres Lagi untuk Mengatur Perpindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara 

Sejauh ini kata Anies sudah ada delapan stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) yang sudah tuntas direvitalisasi.

Untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang kendaraan umum atau masyarakat, maka pihaknya menambah kenyamanan trotoar untuk pejalan kaki.

Saat ini  sudah terbangun trotoar sepanjang 364 kilometer dan disiapkan juga jalur sepeda sepanjang 12 kilometer dari total 50 kilometer jalur sepeda yang bersamaan dengan kendaraan umum lain.

Baca Juga: Gubernur Bengkulu Bawa Air dari Danau Dendam Tak Sudah untuk Acara Ritual Kendi Bersama Presiden

Anies menyebut keberhasilan ini merupakan prestasi bersama, ini kerja bersama, tanggung jawab pemerintahan menyiapkan infrastruktur, tanggung jawab masyarakat memanfaatkannya.

Seperti diketahui,  lembaga pemeringkat kemacetan kota dunia Tomtom International BV merilis indeks kemacetan 2021 di Jakarta sebelumnya menempati peringkat 46 atau membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang menempati peringkat 31.

Dalam laman lembaga internasional itu disebutkan pandemi Covid-19 menjadi penyebab atau faktor utama yang menurunkan tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia, termasuk Jakarta.

Baca Juga: Masih Ada 23.081 Orang Positif Covid-19 Dirawat di 140 RS Rujukan Jakarta Termasuk yang Isoman

Selama ini, tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia meningkat dua hingga tiga persen per tahun. Namun, sejak dua tahun terakhir ketika dunia dilanda pandemi Covid-19, keadaan menjadi terbalik, menurunkan tingkat kemacetan kota di dunia.

Jakarta menjadi bagian dari 404 kota di 58 negara yang diukur oleh Tomtom Traffic Index 2021. Pada 2021, tingkat kemacetan di Jakarta menurun menjadi 34 persen dengan kategori warna kuning, setelah pada 2020 mencapai 36 persen.

Jakarta pernah berada di posisi keempat dunia sebagai kota dengan tingkat kemacetan tinggi pada 2017 dengan persentase mencapai 67 persen. Peringkat kemacetan berangsur membaik, yakni di posisi tujuh pada 2018, kemudian peringkat 10 pada 2019 dan pada 2020 bertengger di urutan 31. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Tags

Terkini

Terpopuler