SOSOK LEGENDARIS : Mengenang Haji Daeng Laddu, Peracik Kuliner Coto Makassar dari Kota Pare-pare Sulsel

8 Februari 2022, 10:00 WIB
Coto Makassar dan Haji Daeng Laddu /Nur Aliem Halvaima/Foto : Suara Konsumen / Nur Terbit

 

POSJAKUT - Haji Daeng Laddu, sosok lagendaris seorang pengusaha kuliner UMKM yang merintis usahanya dari bawah. Kini sudah berhasil menjadikan Coto Makassar sebagai sandaran ekonomi keluarga.

Tulisan ini mencoba melihat dari dekat perjuangan pelaku usaha kuliner Coto Makassar yang lagendaris dan pernah berjaya di Jakarta Utara: Haji Daeng Laddu.

Haji Daeng Laddu (85 tahun), kakek dari 18 cucu kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan ini, memang selalu membawa cerita segar, sesegar rasa Coto racikannya.

Baca Juga: Mampir di Markobar Cikini Jakarta Pusat, Usaha Kuliner Putra Bungsu Presiden Jokowi, Sang Pisang!

Tak ada yang berubah dari penampilan pria bersahaja ini. Kecuali tentu saja usia dan kulit yang mulai keriput. Senyum dan sikap ramahnya, masih seperti dulu.

Yang mungkin berubah, adalah tempatnya berjualan Coto Makassar. Kalau sebelumnya kios kecil, lalu berkembang menjadi besar, sudah berupa ruko alias rumah toko.

Yang pasti, pelanggannya makin banyak dan harus antre menunggu. Apalagi saat jam makan. Pagi, siang atau malam. "Iye Alhamdulillah, rezki tetap ada selama kita berusaha," kata Haji Laddu suatu hari, ketika ditemui POSJAKUT di ruko cotonya, Jl Kramat Raya, Koja, Jakarta Utara.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Siapkan 4.000 Restoran Indonesia di Luar Negeri untuk Promosikan Wisata Tanah Air

Banyak pelanggannya yang sudah kenal Haji Laddu sejak 30 tahun silam ketika beliau masih menggelar Coto di daerah Cilincing arah Marunda.

Di antaranya warga perantau asal Sulsel yang tergabung di Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), orga lnisasi kemasyarakatan berbasis kedaerahan.

Rusman, salah satu pelangganya, mengaku masih ingat bagaimana racikan cotonya, meski nama Haji Laddu hampir saja hilang di memorinya.

"Dulu itu ada penjual Coto Makassar arah ke Cilincing pinggir jalan. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi," kata Rusman.

Baca Juga: Rumah Si Pitung di Marunda Jakarta Utara, Ternyata Dibangun Haji Safiuddin Suku Bugis Makassar

"Oh itu namanya Haji Daeng Laddu, pernah pindah ke Jl. Kramat Raya, tapi tadi sore saya lewat di sana, sudahh tidak ada lagi," kata Daeng Nur, juga pelanggan Haji Laddu, kepada POSJAKUT, Selasa 7 Februari 2022.

"Iya betul Haji Laddu. Baru saya ingat namanya. Enak itu Cotonya dan murah," kata Rusman lagi.

Menurut Taufan, pelanggan yang lain, di masa tuanya Haji Laddu, sampai sekarang masih sehat. 

"Tapi sayangnya, dia (Haji Laddu) mempensiunkan dirinya dan pulang kampung dengan membawa hasil jual tanahnya dari pengusaha kontainer seharga Rp22 miliar," kata Taufan.

Baca Juga: Tambah Hijau dan Bersih, Rumah Si Pitung di Marunda Jakarta Utara. Ini Rahasianya!

"Betul. Itu memang tanahnya luas. Mungkin sekitar 1.000 meter pak dengan harga 22 juta permeter," kata Rusman memperkirakan.

Lain lagi cerita Zulkarnain.

"Motere Haji Laddu ke kampongna, gara-gara Pak Toni siagang Rusman malo-maloji tena sengka nganre. Siagang Pak Topan ngintip ji," katanya bercanda dalam bahasa Makassar.

Artinya, Haji Laddu sudah pulang kampung gara-gara Pak Toni dan Rusman hanya lewat-lewat saja tidak mampir makan Coto. Begitu juga Pak Topan hanya mengintip.

Baca Juga: Masjid Al Alam Si Pitung di Marunda Jakarta Utara, Ada Sumur Air Tawar Padahal Dekat Laut, Koq Bisa Ya?

Taufan kemudian mencoba meluruskan pernyataan Zulkarnain, sesama pelanggan berat Haji Laddu.

"Saya tau dari Haji Daru karena sama-sama langganan makan Coto di Haji Laddu. Taunya karena diajak makan Coto dan saya minta janjian ketemu di tempat Haji Laddu," kata Taufan.

Sehingga dari Haji Darulah Taufan tahu kalau Haji Laddu, pembuat Coto langgendaris itu sudah pulang kampung, dan tanahnya sudah dijual.

Baca Juga: Si Pitung dari Rawa Belong Jakarta Barat ke Marunda Jakarta Utara, Begini Kisah Perjalanannya!

"Saya baru tau ceritanya sekarang. Coba tau dari dulu, kita bisa colek itu Haji Laddu minta uang dengar aja," canda Rusman.

Awalnya, kata Daeng Nur, dirinya mengaku dikenalkan teman, diajak mampir makan siang ke Haji Laddu.

"Saya pertama kali mencicipi coto racikan Pak Haji Laddu, ketika itu saat saya masih bujangan, dan sekarang sudah punya cucu pula 2 orang hehe...".

Baca Juga: HUMOR NETIZEN : Mobil Pak RW dan Rumah Sakit Gila

Pak Haji Laddu sendiri mengaku kepada Daeng Laddu, menekuni usaha coto ini sudah lebih dari 40 tahun. Wow konsisten dan tetap setia dengan kuliner Makassar.

Dari Cilincing, lalu Pak Haji buka tempat baru di Jl. Kramat Raya, Koja, Jakarta Utara arah Islamic Center di sebuah ruko. 

Rupanya, sensasi coto Pak Haji Laddu ini masih "nendang" dan tetap maknyouss. Sayangnya, Haji Laddu sudah pulang kampung dan meninggalkan pelanggannya di Jakarta yang masih susah "move on".***

 

Editor: Nur Aliem Halvaima

Tags

Terkini

Terpopuler