POSJAKUT - Tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan korban jiwa masih terbayang. PSSI memutuskan event Kualifikasi Piala Asia U-17 meniadakan penonton di stadion selama pertandingan Grup B digelar di Indonesia.
"Kami sepakat karena itu bentuk penghormatan kepada para korban kejadian di Stadion Kanjuruhan," ujar Pelatih tim nasional U-17 Indonesia Bima Sakti di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Senin (3/10) malam.
Menurut juru taktik berusia 46 tahun itu, semua korban akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10), baik 125 orang yang meninggal dunia maupun ratusan orang lain yang luka-luka, harus mendapatkan tempat yang layak dalam memori masyarakat Indonesia khususnya para pencinta sepak bola.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, jumlah korban 448 orang, Timsus Polri Periksa 18 Personil yg Bertugas
Oleh sebab itu, Bima tidak bisa membayangkan jika laga-laga Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023, yang berlangsung di Stadion Pakansari, menggaungkan sorak sorai kegembiraan penonton di stadion saat Indonesia tengah berduka.
"Kalau ada penonton di stadion, akan timbul euforia, teriakan-teriakan (gembira-red). Itu, kan, tidak respek," tutur pelatih yang membawa Indonesia juara Piala AFF U-16 2022 itu.
Bima Sakti pun memastikan bahwa timnya tetap memiliki motivasi tinggi dan semangat menggebu di Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 meski tak ada dukungan suporter di stadion.
Indonesia, dia melanjutkan, akan terus berupaya memenangkan pertandingan demi pertandingan agar lolos ke Piala Asia U-17 2023.
Hal tersebut diamini oleh penyerang timnas U-17 Arkhan Kaka. Menurut dia, bagi skuad berjuluk Garuda Asia, ketiadaan penonton tidak akan memberikan pengaruh signifikan bagi permainan tim.
Artikel Rekomendasi