Erick Thohir Beri Saran Soal Mengelola Klub Sepakbola kepada Aktris Prilly Latuconsina, Inilah Saran-sarannya

- 8 Februari 2022, 07:55 WIB
Aktris Prilly Latuconsina saat berbincang dengan Menteri BUMN Erick Thohir, dalam siaran langsung Instagram, Senin 7 Februari 2022.
Aktris Prilly Latuconsina saat berbincang dengan Menteri BUMN Erick Thohir, dalam siaran langsung Instagram, Senin 7 Februari 2022. /Tangkapan layar/Instragram/@erickthohir

POSJAKUT – Menteri BUMN Erick Thohir, yang lama berkecimpung di industri olahraga, memberi saran soal pengelolaan klub sepak bola kepada aktris Prilly Latuconsina yang belum lama ini mengumumkan kepemilikan Persikota Tangerang.

"Strategi pengelolaan klub sepak bola Eropa tidak bisa serta merta diimplementasikan di Indonesia," jelas Erick dalam siaran langsung melalui Instagram bersama Prilly, seperti dilansir Antara, Senin 7 Februari 2022.

Bahkan, pria yang pernah dipercaya sebagai Direktur Keuangan Persija Jakarta itu menjelaskan pengelolaan klub sepak bola di Eropa juga berbeda dari Amerika Serikat.

 Baca Juga: Borneo FC Paksa Persikabo Telan Kekalahan Tiga Kali Beruntun Liga 1

Di Amerika Serikat, Erick menjelaskan, pendapatan klub sepak bola berasal dari televisi, tiket menonton pertandingan dan merchandise. Sementara di Eropa, pendapatan klub sepak bola berasal dari televisi, sponsorship, tiket menonton pertandingan dan merchandise.

"Bukannya di Amerika tidak perlu sponsor, tapi memang media market di Amerika luar biasa powerful mereka perlu konten sebanyak-banyaknya. Di Indonesia beda lagi, kita memang kebanyakan masih dari sponsor, lalu ticketing, medianya sedikit, merchandise-nya sedikit," kata Erick.

Dengan perbedaan pendapatan seperti itu, Erick mengatakan bahwa Prilly perlu memiliki cara mengatur budget yang agak berbeda.

"Contoh kalau saya bilang 55 persen pengeluaran berdasarkan revenue, kalau di Amerika mungkin mudah diprediksi, kalau di Eropa juga mudah tetapi masalahnya kalau di Eropa bola sudah sesuatu yang dikutiin setiap hari, mereka kadang tidak disiplin masalah gaji," kata Erick.

"Di Indonesia memang masih mencari bentuk, karena pendapatan masih dari sponsor, jadi itulah kenapa mestinya di Indonesia harus mesti disiplin lagi karena ketidakpastian pendapatan dari income bukan dari media."

Halaman:

Editor: Mulya Achdami


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini