POSJAKUT - Kasus tenggelamnya kapal KM Ladang Pertiwi di Selat Makassar, masih menyisakan trauma dari penumpangnya. Terutama mereka yang selamat.
Hari naas itu, kapal KM Ladang Pertiwi membawa 42 orang penumpang dengan tujuan Pulau Pamantauang, Kecamatan Liukang Kalmas di Kabupaten Pangkep (Pangkajene Kepulauan), masih di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
Salah satu penumpang yang selamat, Hidayatullah, menceritakan kisahnya terombang-ambing di Selat Makassar selama 16 jam lamanya bersama enam orang lainnya.
Dia mengatakan, saat kejadian, kapal yang ditumpanginya tiba-tiba mati mesin. Kemudian karena tak melaju, kapal pun oleng. Tak lama kemudian, kapal pun miring karena dihantam gelombang hingga akhirnya tenggelam.
Baca Juga: Menhub Perintahkan Ditjen Hubla dan KNKT, Selidiki Penyebab Tenggelamnya Kapal KM Ladang Pertiwi
"Mesinnya mati karena kehabisan solar. Setelah itu dua ombak menghantam kapal. Ombak kedua yang membuat kapal tenggelam," ujar Hidayatullah kepada wartawan.
Saat kapal mulai tenggelam, semua penumpang spontan berusaha menyelamatkan diri mencari barang yang bisa mengapung untuk dipegang.
Hidayatullah ingat saat itu bersama salah seorang penumpang menemukan lima lembar tripleks yang saling tersusun.
"Saya naik ke situ sama ada satu orang penumpang lain. Di situ kami bertahan dan alhamdulillah bisa mengapung," ungkapnya.
Artikel Rekomendasi