Ade Armando Dikeroyok Massa Demonstran, Mappa Manan: Itu 'Kekonyolan' dan 'Kebodohan' Seorang Dosen Komunikasi

- 12 April 2022, 18:45 WIB
Ade Armando (kiri) dan Mappa Manan (kanan)
Ade Armando (kiri) dan Mappa Manan (kanan) /Nur Aliem Halvaima /kolase foto : dok Mappa Manan - Wikipedia / Posjakut

 

POSJAKUT - Aksi demo yang berakhir ricuh di depan gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Senin 11 April 2022 lalu, hingga kini masih memunculkan komentar publik yang pro-kontra, menyusul dikeroyoknya Ade Armando.

Peristiwa "demo berdarah" di Senayan tersebut, bahkan tidak luput dari pantauan seorang wartawan senior asal Indonesia, Mappa Manan, yang kini bermukim di Texas, salah satu negara bagian terbesar kedua di Amerika Serikat setelah Alaska.

"Alhamdulillah, meskipun jauh di negeri orang, tapi saya juga mengikuti berita aksi demo besar-besaran ini di tanah air Indonesia dan menimbulkan sedikit riak di Jakarta," kata Mappa Manan, Selasa 12 April 2022.

Melalui sosial media, Mappa kepada POSJAKUT mengakui,
muncul kabar di semua lini masa, Ade Armando yang selama ini banyak menimbulkan ketersingungan dan keresahan pada khalayak, lewat ciutan dan komentar di berbagai media, dibabak belur, bonyok dan ditelanjangi setengah bulat oleh massa.

Baca Juga: Sejumlah Personel Polisi Ikut Terluka Saat Berusaha Selamatkan Ade Armando dari Pengeroyokan Massa

"Sebenarnya, kejadian itu, tak mesti terjadi, bila saja dia mau sedikit “low profile” di tengah demo. Karena sebagai dosen komunikasi, dia cerdas, dia paham komunikasi massa dan Psikology Communication," kata Mappa.

Sebagai dosen komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), kata Mappa, tentu Ade Armando tentu tahu mana yang layak didatangi dan mana tak perlu. Atau dia mau test the water. Merasa punya power?

Dia selama ini, banyak menyakiti hati orang terutama yang benar benar ummat . Tapi kendatipun bukan ummat Islam, juga banyak yang merasa jengkel dengan pernyataan- pernyataannya.

Apalagi Ade Armando sebagai pegiat media sosial, juga dikenal selama ini tak tersentuh oleh hukum ( untouchable by law) berkali kali dilaporin, tak mempan! Bagai angin lalu.

Halaman:

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x