POSJAKUT – Video yang menggambarkan lumpur bergerak yang terjadi di daerah Pasaman, Sumatera Barat pasca gempa Jumat 25 Februari 2022 ternyata bukanlah likuifaksi,
Gambaran lumpur bergerak yang diunggah di video itu, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ternyata hanya banjir lumpur akibat adanya longsor di daerah hulu.
Lumpur bergerak yang divideokan itu bukan likuifaksi sebagaimana terjadi pasca gempa bumi Palu 2018 silam. Demikian Plt Kapusdatin dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D.
Video lumpur bergerak beredar hanya beberapa jam setelah gempabumi bermagnitudo 6.1 mengguncang Kabupaten Pasaman Jumat (25/2).
Berdasarkan kaji cepat dan pemetaan melalui udara oleh tim BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, didapatkan dokumentasi visual dari pesawat nirawak atau drone .
-Baca Juga: Invasi Ukraina: NATO Terpaksa Aktifkan Pasukan Respons Khusus, Warga Rusia Demo atas Kebijakan Putin
Dokumentasi visual itu menurut Abdul Muhari, secara jelas memperlihatkan ada titik-titik longsoran di hulu Talamau, yang kemudian masuk ke sungai dan terbawa aliran sungai ke hilir dan menghantam beberapa rumah penduduk.
Dari temuan fakta hasil kaji cepat dan pemetaan tersebut, maka fenomena yang terjadi di Pasaman dipastikan bukanlah likuifaksi, tetapi banjir lumpur akibat longsor yang terjadi di hulu.
Kejadian ini lebih mirip dengan banjir sedimen yang terjadi di Sigi akibat luapan bah bercampur pasir dari Sungai Poi yang berasal dari longsoran akibat gempa 2018 Palu.
Artikel Rekomendasi