Invasi Ukraina: NATO Terpaksa Aktifkan Pasukan Respons Khusus, Warga Rusia Demo atas Kebijakan Putin

- 27 Februari 2022, 19:45 WIB
Warga Rusia Memprotes Kebijakan Putin
Warga Rusia Memprotes Kebijakan Putin /

POSJAKUT - Serangan militer di Ukraina bisa menjadi bumerang bagi Rusia karena telah mendorong NATO untuk meningkatkan kehadirannya di Eropa Timur.

Jumat 25 Februari 2022, NATO mengaktifkan pasukan respons khusus untuk pertama kalinya. Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa telah memindahkan lebih banyak pasukan ke wilayah tersebut.

Selain aksi militer, konsekuensi ekonomi juga menjadi perhatian utama. Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Uni Eropa semuanya mengumumkan sanksi terkoordinasi terhadap perusahaan, bank, dan pejabat Rusia minggu ini, termasuk eksekutif bisnis yang terkait dengan Putin dan Kremlin.

Baca Juga: Bagaimana Ukraina Dipandang pada Masa Kekaisaran Rusia dan Rezim Uni Soviet? Yang Jadi Pandangan Dasar Putin

Di antara sanksi yang paling memukul telak Rusia adalah boikot Jerman terhadap proyek besar Nord Stream 2 dengan menghentikan sertifikasi otorisasi pipa besar yang dibangun untuk mengangkut gas alam dari Rusia ke Eropa.

Pejabat Rusia telah menolak dampak potensial dari tindakan tersebut, dengan alasan bahwa Rusia telah melewati sanksi sebelumnya. Tetapi ada juga konsekuensi lain setelah menduduki Ukraina pada periode pasca-invasi.

Jika invasi menyebabkan korban Rusia yang signifikan, serta kematian warga sipil, itu dapat menciptakan masalah bagi Putin di dalam negeri, karena banyak warga Rusia memiliki hubungan pribadi dengan Ukraina.

Baca Juga: Rusia Tak Butuh Hubungan Diplomatik dengan Negara-negara Barat, Mantan Pejabat Rusia Bilang Begini

Dilansir dari The Washington Post, menurut survei, lebih dari setengah orang Rusia mengatakan bahwa perang global adalah salah satu ketakutan terbesar mereka. Banyak warga Rusia juga yang tidak sejalan dengan kebijakan Putin.

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x